Harga tembaga ikut melorot terseret perang dagang dan perlambatan ekonomi China



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas tembaga juga terseret turun. Isu perang dagang hingga perekonomian China yang melambat serta sikap dovish The Fed jadi katalis lemahnya harga tembaga.

Mengutip Bloomberg, pukul 22.02 WIB harga tembaga untuk kontrak pengiriman Mei 2019 di London Metal Exchange berada di level US$ 285.55 per metrik ton. Angka ini turun 1,73% dari kemarin di harga US$ 290.60 per metrik ton. Selama sepekan harga tembaga juga turun 1,73%.

Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengatakan harga tembaga melorot karena dollar Amerika Serikat yang anjlok setelah komentar dovish-nya The Fed. Sebelumnya, The Fed menyatakan akan menahan kenaikan suku bunga tahun ini. Hal ini membuat stok penjualan tembaga untuk industri manufaktur yang disetujui LME turun 2.825 ton menjadi 176.450 ton. 


Ditambah pernyataan Presiden AS Donald Trump yang akan meninggalkan tarif barang-barang China untuk periode substansial. Juga memastikan bahwa China mematuhi setiap perjanjian perdagangan.

"Isu perang dagang masih menghantui harga komoditas termasuk tembaga. Nah, Delegasi perdagangan AS akan mengunjungi China pada 28-29 Maret untuk putaran negosiasi berikutnya. Inilah yang masih mengkhawatirkan pasar sehingga harga harus turun," sebut Wahyu kepada Kontan.co.id, Jumat (22/3).

China sebagai importir tembaga terbesar di dunia juga jadi sasaran utama pelemahan harga tembaga. Pasalnya perekonomian China yang melambat akan menurunkan permintaan terhadap tembaga. 

Hanya saja, Wahyu mencatat data ekonomi China yang menunjukkan pertumbuhan yang relatif lambat membuat Pemerintahnya menerapkan kebijakan baru. Yakni, kebijakan pemotongan pajak besar-besaran untuk kepentingan produsen tembaga pada 1 April nanti.

"Langkah ini akan menjadi peredam bagi harga tembaga karena biaya pemurnian logam akan turun. Dampak negatifnya stok tembaga naik, permintaan turun dan harga kembali terkoreksi," ujarnya.

Secara teknikal, Wahyu menilai harga berada di bawah garis moving average (MA) 5,10 dan 20. Namun masih berada di atas garis MA 50,100 dan 200. Sementara indikator RSI bergerak di area netral, stochastic turun di bawah 9,6, MACD di atas area 12,26.

Besok Senin (25/3), harga tembaga diproyeksikan bergerak di rentang US$ 370,00- US$ 420,00 per metrik ton. Sementara sepekan bergerak di rentang US$ 250,00-US$ 550,00 per metrik ton.

Dia merekomendasikan buy on weakness.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi