Harga tembaga ke level terendah 6 pekan gara-gara wabah virus corona



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga tembaga kembali terkapar pada perdagangan hari ini, Kamis (23/1). Berdasarkan Bloomberg, harga tembaga kontrak tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) berada di level US$ 6.106 per metric ton.

Harga tersebut melemah 0,88% dibanding hari sebelumnya yang berada di level US$ 6.160 per metric ton. Pelemahan ini melanjutkan tren negatif tembaga yang sudah terjadi selama tujuh hari berturut-turut. Padahal, pada 14 Januari 2020, tembaga sempat menyentuh level US$ 6.302 per metric ton.

Baca Juga: Harga tembaga terpapar data pertumbuhan ekonomi China

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan, penurunan ini merupakan respons yang wajar. Sebab dalam pekan ini bersamaan dengan hari libur Imlek.

“Dengan adanya hari raya Imlek, banyak pabrik yang libur dan tidak produksi. Dengan demikian kebutuhan akan tembaga sebagai bahan dasar campuran berbagai produk pun menurun dan harganya ikut melemah,” terang Ibrahim kepada Kontan.co.id.

Ibrahim juga menjelaskan virus Corona yang tengah melanda China cukup mempengaruhi spekulan. Menurutnya, dengan banyaknya warga China yang tengah pulang kampung untuk merayakan Imlek, ada ketakutan ketika mereka kembali ke negara masing-masing bisa membawa wabah.

Baca Juga: Harga tembaga rekor berkat kenaikan impor China naik

“Tapi ini belum punya dampak yang besar terhadap harga tembaga itu sendiri. Kecuali perkembangan virus ini ternyata semakin mengkhawatirkan dan memiliki dampak secara global, harga komoditas seperti tembaga bisa kembali tertekan,” tambah Ibrahim.

Hal yang sama juga diutarakan oleh analis Central Capital Futures Wahyu Laksono. Meski demikian, ia menyebut penurunan ini tidak perlu dikhawatirkan. Selain karena tengah memasuki musim libur, fundamental yang terbangun untuk tembaga justru tengah positif.

“Berakhirnya perang dagang akan menjadi awal pertumbuhan tembaga pada tahun ini. Akan banyak sentimen yang membuat tembaga berada tren bullish,” ujar Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto