KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah merosot di akhir pekan lalu, tembaga mengawali bulan Mei dengan lebih bertenaga. Dari segi fundamental, tingkat produksi dan permintaan tembaga terbilang stabil. Namun, harga tembaga masih akan dipengaruhi posisi mata uang dollar Amerika Serikat (AS). Mengutip Bloomberg, Senin (30/4), harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) ditutup pada level US$ 6.807 per metrik ton atau naik 0,15% dari harga Jumat (27/4). Akhir pekan lalu, harga tembaga susut 2,4% menyentuh level US$ 6.797 per metrik ton. Analis PT Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto menjelaskan, harga tembaga memang sempat jatuh di akhir pekan lalu akibat kabar adanya kesepakatan positif terkait negosiasi antara Escondida, tambang tembaga terbesar di dunia, dengan para pekerjanya. "Namun, ternyata belum ada kesepakatan sampai sekarang sehingga ada potensi produksi tembaga masih terganggu dan harga bisa kembali menguat," ujar Andri, Senin (30/4).
Harga tembaga masih berpeluang menguat tipis
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah merosot di akhir pekan lalu, tembaga mengawali bulan Mei dengan lebih bertenaga. Dari segi fundamental, tingkat produksi dan permintaan tembaga terbilang stabil. Namun, harga tembaga masih akan dipengaruhi posisi mata uang dollar Amerika Serikat (AS). Mengutip Bloomberg, Senin (30/4), harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) ditutup pada level US$ 6.807 per metrik ton atau naik 0,15% dari harga Jumat (27/4). Akhir pekan lalu, harga tembaga susut 2,4% menyentuh level US$ 6.797 per metrik ton. Analis PT Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto menjelaskan, harga tembaga memang sempat jatuh di akhir pekan lalu akibat kabar adanya kesepakatan positif terkait negosiasi antara Escondida, tambang tembaga terbesar di dunia, dengan para pekerjanya. "Namun, ternyata belum ada kesepakatan sampai sekarang sehingga ada potensi produksi tembaga masih terganggu dan harga bisa kembali menguat," ujar Andri, Senin (30/4).