Harga Tembaga Menguat karena Penurunan Yield Obligasi AS dan Ada Harapan dari China



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga tembaga bergerak naik pada perdagangan Rabu (11/10). Terangkat oleh harapan suku bunga Amerika Serikat (AS) telah mencapai puncaknya dan China akan melepaskan lebih banyak stimulus.

Melansir Reuters, harga tembaga acuan kontrak tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 0,3% pada level US$8.043 per ton pada pukul 10.35 GMT, setelah penurunan 1% pada sesi sebelumnya.

Imbal hasil obligasi AS telah turun dari level tertingginya sejak 2007 karena para pejabat The Fed telah mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga telah berakhir.


"Dalam jangka pendek, penurunan yang kita lihat pada imbal hasil obligasi AS memberikan dukungan pada pasar secara umum dan juga pada logam," kata Ole Hansen, head of commodity strategy Saxo Bank di Kopenhagen dilansir dari Reuters.

Baca Juga: Harga Tembaga Menguat Meski Prospek Permintaan Pasar Dinilai Masih Muram

"Kami tentu saja mengawasi China untuk melihat apakah mereka akan memberikan beberapa kejutan dalam hal penambahan stimulus."

Sebuah laporan Bloomberg mengatakan bahwa China sedang mempersiapkan putaran stimulus baru untuk membantu perekonomiannya.

Namun, para investor masih waspada terhadap krisis perumahan di China, konsumen logam terbesar di dunia, yang telah membebani prospek ekonomi dan permintaan logam.

Pengembang properti swasta terbesar di China, Country Garden memperingatkan pada hari Selasa mengenai ketidakmampuannya untuk memenuhi kewajiban utang luar negeri.

Juga membebani harga adalah bukti lebih lanjut dari surplus tembaga yang diharapkan karena tambang meningkat di tengah permintaan yang lemah.

Data LME pada hari Rabu menunjukkan kenaikan lagi dalam persediaan, sehingga totalnya mencapai level tertinggi 17 bulan.

Tembaga LME telah rebound setelah pekan lalu menyentuh level terendah dalam lebih dari empat bulan terakhir.

Tembaga LME telah rebound setelah minggu lalu menyentuh level terendah dalam lebih dari empat bulan terakhir di $7.870 per ton.

Baca Juga: Perkuat Pasokan Nikel, ESDM Segera Lelang Wilayah Tambang

"Tidak diragukan lagi bahwa rebound minggu lalu sangat penting. Cukup jelas di mana garis di pasir menuju sisi negatifnya dan hal ini perlu dipertahankan," kata Hansen.

Di tempat lain, harga aluminium LME naik 0,3% menjadi US$2.219,50 per ton, seng naik 0,2% menjadi US$2.477, timbal naik tipis 0,1% menjadi US$2.103,50, timah naik 0,8% menjadi US$ 24.900, dan nikel turun 1,3% menjadi US$18.435.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto