JAKARTA. Pelemahan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) kembali membuat harga tembaga menguat. Mengutip Bloomberg, Jumat (21/7) harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 0,76% ke level US$ 6.004 per metrik ton dibanding harga sehari sebelumnya. Dalam sepekan, harga tembaga terapresiasi 1,32%. Analis menilai, nilai tukar the greenback kembali tertekan setelah pernyataan Gubernur ECB Mario Dragi yang bernada hawkish direspon positif oleh pelaku pasar. Selain itu, belum adanya kesepakatan mengenai reformasi pajak yang dicetuskan oleh Presiden AS Donald Trump turut menggelincirkan kurs dollar AS. Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menyebutkan, faktor data China seperti properti, manufaktur, dan ekspor impor yang naik juga menunjang penguatan harga tembaga. "Di sisi lain, juga situasi cuaca buruk di AS menghambat transportasi sehingga harga kembali naik," jelasnya.
Harga tembaga naik 1,32% sepekan
JAKARTA. Pelemahan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) kembali membuat harga tembaga menguat. Mengutip Bloomberg, Jumat (21/7) harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 0,76% ke level US$ 6.004 per metrik ton dibanding harga sehari sebelumnya. Dalam sepekan, harga tembaga terapresiasi 1,32%. Analis menilai, nilai tukar the greenback kembali tertekan setelah pernyataan Gubernur ECB Mario Dragi yang bernada hawkish direspon positif oleh pelaku pasar. Selain itu, belum adanya kesepakatan mengenai reformasi pajak yang dicetuskan oleh Presiden AS Donald Trump turut menggelincirkan kurs dollar AS. Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menyebutkan, faktor data China seperti properti, manufaktur, dan ekspor impor yang naik juga menunjang penguatan harga tembaga. "Di sisi lain, juga situasi cuaca buruk di AS menghambat transportasi sehingga harga kembali naik," jelasnya.