Harga tembaga rawan koreksi



JAKARTA. Setelah terpuruk sepekan kemarin, harga tembaga berhasil rebound. Sayang, penguatan harga diprediksi tak bertahan lama karena sejumlah persoalan stok yang melimpah.

Mengutip Bloomberg pada Selasa (10/5), harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange terangkat 0,34% menjadi US$ 4.702 per metrik ton dibandingkan hari sebelumnya. Namun sepekan terakhir, harga sudah tergerus 4,43%.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim menuturkan, kenaikan harga terjadi karena sajian data inflasi China April 2016 sesuai dengan prediksi pasar, yakni stagnan di level 2,3%. Momentum tersebut cukup untuk menaikkan harga tembaga.


“Ada dukungan dari aksi bargain hunting juga setelah harga merosot tajam dan terlampau rendah,” jelas Ibrahim.

Maklum, secara fundamental tidak ada pendukung yang kuat bagi kenaikan harga tembaga saat ini. Kenaikan harga tembaga juga terbantu oleh pergerakan indeks USD yang konsolidasi.

Ini menyusul pernyataan Charles Evans, Presiden The Fed Chicago yang bernada dovish di hari sebelumnya. Evans setuju dengan langkah The Fed mempertahankan suku bunga seperti saat ini.

“Keadaan melemahnya USD ini dimanfaatkan komoditas untuk rebound,” ujar Ibrahim.

Namun pada Rabu (11/5), harga tembaga berpeluang terkoreksi. Alasannya, permintaan China turun. Sedangkan pasokan di London Metal Exchange membengkak. Laporan General Administrations of Custom, impor tembaga Tiongkok di bulan April 2016 menurun dari semula 570.000 ton menjadi 450.000 ton.

Sementara stok London Metal Exchange (LME) sebenarnya menyusut 15% di bulan April 2016, tapi tak banyak berpengaruh. Maklum, stok tembaga di LME pada bulan Maret 2016 kemarin sudah menyentuh level tertinggi.

Pengembangan tambang baru di Australia pada tahun 2019 mendatang diprediksi menghasilkan tembaga sebanyak 67.000 ton. Ini akan menyeret harga tembaga akibat kelebihan stok. Lalu, jika nanti data ekonomi AS seperti JOLTS job openings dan stok wholesale meningkat seperti dugaan, USD menguat dan harga komoditas tergerus.

Arah penurunan harga pada Rabu (11/4) juga terlihat dari sisi teknikal. Indikator moving average (MA) dan bollinger band bergerak 20% di atas bollinger bawah mengindikasikan penurunan lanjutan. Garis MACD sedang wait and see.

Sementara stochastic level 60% negatif sejalan dan relative strength index (RSI) level 70% negatif. Keduanya masih akan turun. Untuk itu, pada perdagangan Rabu (11/4).

Ibrahim menebak, pergerakan harga tembaga akan berada di rentang US$ 4.590 sampai US$ 4.790 per metrik ton dan sepekan antara US$ 4.420 sampai US$ 4.725 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie