KONTAN.CO.ID - Harga tembaga
rebound pada Rabu (16/10), setelah pasar stabil di level support kunci. Di tengah harapan bahwa China akan mengungkapkan lebih banyak dukungan untuk sektor properti yang sedang terpuruk. Melansir
Reuters, harga tembaga tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 1% menjadi US$9.624 per ton pada pukul 09.45 GMT, setelah sebelumnya menyentuh level terendah dalam tiga minggu.
Baca Juga: Harga Tembaga Sentuh Level Terendah 3 Minggu pada Selasa (15/10) “Pasar berusaha untuk membangun dukungan di sekitar angka US$9.500, yang merupakan dukungan baik secara teknis maupun psikologis,” ujar Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank di Kopenhagen. “Pasar berusaha mencari tahu dampak dari inisiatif China terhadap pasar. Penurunan suku bunga dan langkah besar dari China seharusnya cukup untuk menstabilkan harga,” tambahnya. Seorang trader mengungkapkan bahwa terdapat aktivitas short-covering menjelang konferensi pers tentang sektor properti China yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis (17/10). Pada akhir September, harga logam melonjak setelah China menjanjikan langkah-langkah stimulus yang kuat untuk mendorong ekonomi.
Baca Juga: Prospek Harga Logam Industri yang Menanti Kejelasan Stimulus Ekonomi China Namun sejak saat itu mengalami penurunan karena pengumuman lanjutan dari China kurang detail dan mengecewakan investor. Lebih banyak rincian tentang langkah-langkah stimulus China mungkin akan diungkapkan pada Kongres Rakyat Nasional negara itu yang akan berlangsung akhir bulan Oktober. Kontrak tembaga November yang paling banyak diperdagangkan di Bursa Berjangka Shanghai (SHFE) ditutup turun 0,2% di 76.720 yuan (US$10.778.01) per ton, mengikuti kerugian yang terjadi di London. Sementara itu, nikel menjadi satu-satunya logam di LME yang mengalami penurunan, merosot 0,2% menjadi US$17,395, setelah menyentuh level terendah dalam lebih dari dua minggu di US$17,250.
Baca Juga: Harga Tembaga LME Rebound Kamis (10/10), Pasar Menanti Sinyal Stimulus dari China Stok LME terus menumpuk, menyoroti surplus di pasar, dengan lonjakan mencapai 40% sejak awal Juli, mencapai level tertinggi sejak November 2021. Di antara logam lainnya, aluminium LME naik 1,2% menjadi US$2.600 per ton, seng naik 0,9% menjadi US$3.081, timbal bertambah 0,8% menjadi US$2.096,50, dan timah naik 0,9% menjadi US$32,690. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto