Harga Tembaga Sentuh Level Terendah 3 Minggu pada Selasa (15/10)



KONTAN.CO.ID - Harga tembaga turun ke level terendah dalam tiga minggu pada Selasa (15/10). Tertekan oleh kebingungan terkait skala stimulus ekonomi di China, konsumen logam terbesar di dunia, serta ketidakpastian geopolitik.

Melansir Reuters, harga tembaga untuk pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) turun 1,1% menjadi US$9.555 per ton pada pukul 10:00 GMT, menyentuh level terendah sejak 24 September.

Baca Juga: Anjlok Lagi, Harga Minyak Brent Capai Level Terendah Sejak 2 Oktober 2024


Harga tembaga dan logam dasar lainnya melonjak bulan lalu setelah China mengumumkan rencana besar untuk memulihkan ekonominya yang sedang lesu.

Namun, sejak pengumuman tersebut, otoritas China gagal memberikan rincian yang jelas tentang rencana tersebut, yang menimbulkan kebingungan di pasar.

Pada hari Sabtu, China berjanji untuk "meningkatkan secara signifikan" utang pemerintahnya, tetapi tidak memberikan detail mengenai besaran atau waktu paket stimulus tersebut.

Tembaga LME sempat reli 14% sejak 4 September hingga akhir bulan, ketika mencapai puncak tertinggi empat bulan, namun sejak itu mengalami penurunan 6%.

Baca Juga: Prospek Harga Logam Industri yang Menanti Kejelasan Stimulus Ekonomi China

Tom Price, Head of Commodities Strategy di Panmure Liberum, mengatakan, "Banyak pelaku pasar yang menarik investasinya sampai ada kejelasan lebih lanjut tentang kebijakan pertumbuhan China. Banyak investor yang merasa bingung dengan situasi ini."

Selain ketidakpastian di China, Price juga mencatat bahwa kebijakan suku bunga AS sekarang lebih jelas dibandingkan beberapa bulan terakhir, tetapi ketidakpastian tetap tinggi terkait pemilu mendatang di AS, serta konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah dan Ukraina.

"Kami juga memasuki musim dingin, yang biasanya ditandai dengan pengurangan stok, aliran perdagangan yang menurun, dan pengurangan penggunaan logam," tambah Price. Ia memprediksi harga tembaga di LME akan rata-rata berada di angka US$9.000 per ton pada kuartal keempat.

Di Shanghai Futures Exchange (SHFE), kontrak tembaga untuk bulan November yang paling banyak diperdagangkan turun 1,3% menjadi 76.520 yuan (US$10.747,34) per ton.

Penurunan ini diperparah oleh data ekonomi China yang mengecewakan, termasuk data perdagangan dan pinjaman baru untuk bulan September, serta laporan lainnya yang menunjukkan deflasi harga produsen semakin dalam.

Baca Juga: Harga Emas Spot Stabil Senin (14/10) Siang, Investor Cermati Rencana Stimulus China

Meskipun demikian, harga tembaga mendapat sedikit dukungan dari berita bahwa Freeport Indonesia menghentikan produksi katoda tembaga di smelter Manyar setelah terjadi kebakaran.

Di antara logam lainnya, aluminium LME turun 1,8% menjadi US$2.548,50 per ton, nikel turun 1,8% menjadi US$17.345, seng merosot 2,5% menjadi US$3.007, timah turun 1,5% menjadi US$31.955, dan timbal turun 1% menjadi US$2.043,50.

Selanjutnya: Anggito, Suahasil, Thomas Jadi Diminta Jadi Trio Pembantu Menkeu

Menarik Dibaca: Alasan Tanaman Laba-laba Jadi Favorit Kucing Peliharaan di Rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto