Harga Tembaga Stabil Jelang Data Pinjaman China dan Angka Inflasi AS, Senin (11/3)



KONTAN.CO.ID - Harga tembaga stabil pada perdagangan Senin (11/3). Pasar menunggu data pinjaman China untuk indikasi permintaan dari konsumen logam utama dan data inflasi Amerika Serikat (AS) untuk menentukan waktu penurunan suku bunga dan arah dolar.

Melansir Reuters, harga tembaga di London Metal Exchange (LME) naik 0,3% menjadi US$8.606 per ton pada 1120 GMT.

Harga logam yang dipandang sebagai ukuran kesehatan ekonomi mencapai level tertinggi dalam lima minggu sebesar US$8.689 per ton pada hari Jumat.


Baca Juga: Saham Penambang Emas Mengejar Kenaikan Harga Komoditasnya di Pasar Global

“Pasar sedang menunggu data China dan harga konsumen AS (pada hari Selasa),” kata salah satu pedagang tembaga, seraya menambahkan bahwa ada beberapa dukungan untuk tembaga LME dari berkurangnya stok di gudang yang disetujui LME.

Pinjaman bank China diperkirakan turun tajam pada bulan Februari dari rekor tertinggi pada bulan Januari karena faktor musiman.

Data pinjaman ini mencakup total jumlah pembiayaan sosial, yang merupakan ukuran utama konsumsi logam di masa depan.

Tanda-tanda inflasi AS sudah terkendali dapat meyakinkan The Fed untuk memangkas suku bunga lebih cepat, yang akan membebani mata uang AS dan membuat logam yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pembeli dengan mata uang lainnya.

Baca Juga: Harga Komoditas Menjadi Penentu

Hubungan dengan dolar ini digunakan oleh dana yang membeli dan menjual berdasarkan sinyal dari model numerik.

Stok tembaga di sistem LME telah turun lebih dari 30% menjadi 110.850 ton sejak akhir Desember.

Hal ini sebagian dikompensasi oleh stok tembaga di gudang yang dipantau oleh Shanghai Futures Exchange (ShFE), yang telah meningkat menjadi 239.245 ton dari level mendekati 30.000 pada awal tahun.

Di tempat lain, penurunan taruhan para pedagang dan lembaga dana terhadap harga nikel yang lebih rendah telah mendorong harga bahan baja tahan karat menjadi US$18.165 per ton, yang merupakan harga tertinggi sejak bulan November lalu. Terakhir naik 0,7% pada $18,140.

Baca Juga: Harga Nikel Mencapai Level Tertinggi Lebih dari 2 Bulan ke US$17.675, Kamis (29/2)

Harga nikel telah menghentikan penurunannya dalam dua tahun terakhir, didorong oleh ekspektasi berkurangnya surplus.

Pada logam lainnya, aluminium naik 0,2% menjadi US$2.244 per ton, seng naik 0,8% menjadi US$2.546, timbal naik 0,7% pada US$2.119, dan timah turun 0,2% menjadi US$27.575.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto