KONTAN.CO.ID - Harga tembaga tergelincir pada hari Kamis (25/1). Para pedagang dan investor berhati-hati setelah harga mencapai level tertinggi dalam tiga minggu di sesi sebelumnya menyusul penurunan suku bunga di konsumen utama China. Harga tembaga kontrak tiga bulan di London Metal Exchange (LME) merosot 0,3% menjadi US$8.539 per ton pada pukul 0824 GMT. Sedangkan kontrak tembaga bulan Maret yang paling banyak diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange (SHFE) ditutup naik 1% menjadi 68.880 yuan ($9.614,07) per ton.
Baca Juga: Mayoritas Harga Logam Dasar Naik Selasa (23/1), Tembaga LME ke US$8.414 Aluminium LME turun 0,5% menjadi US$2.218,50 per ton, nikel turun 0,7% menjadi US$16.535, timbal turun 0,6% menjadi US$2.149. Sementara seng naik 0,1% menjadi US$2.586 dan timah menguat 0,4% menjadi US$26.610. Aluminium SHFE turun 0,2% menjadi 18.865 yuan per ton, timbal turun 2,1% menjadi 16.310 yuan, nikel meningkat 0,2% menjadi 129.720 yuan, seng naik 1,2% menjadi 21.370 yuan dan timah menguat 0,8% menjadi 220.590 yuan. Bank sentral China mengumumkan pemotongan besar cadangan bank pada hari Rabu, sebuah langkah yang akan menyuntikkan sekitar US$140 miliar uang tunai ke dalam sistem perbankan dan mengirimkan sinyal dukungan yang kuat terhadap perekonomian yang rapuh. Hal ini terjadi setelah laporan
Bloomberg mengatakan, pihak berwenang China berupaya memobilisasi sekitar 2 triliun yuan sebagai bagian dari dana stabilisasi untuk membeli saham di dalam negeri melalui jalur bursa Hong Kong.
Baca Juga: Harga Logam Industri Tertekan di Awal 2024, Investor Cermati Prospek Ekonomi China Namun, melambatnya pertumbuhan konsumsi fisik logam nonferrous dan beragamnya data makroekonomi global membatasi kenaikan harga lebih lanjut.
“Meskipun pengumuman ini mungkin menawarkan beberapa insentif jangka pendek untuk logam dasar, kami tetap berpandangan bahwa dengan kurangnya perbaikan berkelanjutan di seluruh kinerja negara, harga akan kembali ke rata-rata pada waktunya,” kata broker Sucden Financial dalam sebuah laporan. . Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) juga menekan harga logam. Mata uang AS stabil mendekati level tertingginya dalam enam minggu, membuat logam yang dihargakan dalam greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto