Harga tembaga terjun ke level terendah 15 minggu



JAKARTA.  Harga tembaga terjun ke level terendah 15 minggu lantaran penguatan dollar Amerika serikat (AS) tertinggi empat tahun. Kejayaan dollar AS membuat permintaan logam yang diperdagangkan dalam mata uang USD tertahan.
 
Mengutip Bloomberg, Rabu (1/10) harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) pada 11.50 waktu Tokyo turun 0,45%  dari hari sebelumnya menjadi  US$ 6.637 per metric ton (MT). Dalam sepekan harga telah anjlok 1,46%. Adapun indeks dollar  AS di Bloomberg tercatat 1072,61 tertinggi sejak Juni 2010.
 
Tetsu Emori, Menager Pendanaan Astmax Asset Management Inc di Tokyo mengatakan pada Bloomberg, menguatnya dollar AS telah memperburuk sentimen di pasar.  Sementara logam sudah tertekan karena kekhawatiran permintaan dari Cina melambat.
 
Ibrahim Analis Komoditas dan Direktur Equibilirium Komoditas berjangka menilai anjloknya harga tembaga dipicu oleh kenaikan indeks dollar AS dan perlambatan ekonomi China.
 
Ibrahim menjelaskan data pertumbuhan ekonomi AS (GDP) pada kuartal ke-3  tahun 2014 sesuai dengan ekspektasi analis 4,6 % meningkat dari kuartal sebelumnya sebesar 4,2%. Menurutnya, data ini menguatkan ekspektasi bahwa kenaikan suku bunga The Fed akan  dilakukan akhir tahun 2014. “ Ini membuat dollar semakin menguat,” ujarnya.
 
Di sisi lain, lanjut Ibrahim, perlambatan ekonomi China semakin memperdalam tekanan bagi tembaga. Melemahnya pertumbuhan properti dan manufaktur China menjadi bukti bahwa tekanan ekonomi negara tirai bambu ini cukup dalam.
 
Ibrahim memperkirakan hingga akhir tahun, harga tembaga masih akan jatuh.  Secara teknikal, tembaga masih menunjukkan tren penurunan. Bolingger band dan moving average (MA) 40% di atas bollinger tengah. Stochastic berada di level 75% area negatif dan Relative strength Index (RSI) 60% di area negatif. Sementara moving average convergence divergence (MACD) wait and see.
 
Prediksi Ibrahim besok tembaga akan bergulir di harga US$ 6.550–US$ 6.695 per metrik ton. Sedangkan sepekan harga akan bergulir di level US$ 6.500- US$ 6.700 per metrik ton. 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Sofyan Hidayat