Harga tembaga turun, tertekan data inflasi AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga tembaga yang sering disebut sebagai penentu arah ekonomi global, turun pada perdagangan Rabu (14/7). Setelah tekanan inflasi di Amerika Serikat (AS) memicu kekhawatiran bahwa ekonomi terbesar dunia itu akan memperketat kebijakan moneternya lebih cepat dari yang direncanakan.

Melansir Reuters, harga tembaga tenor tiga bulan di London Metal Exchange turun 0,3% pada US$9,385 per metrik ton, pada 0315 GMT. Sementara kontrak tembaga Agustus yang paling banyak diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange turun 0,6% menjadi 68.690 yuan (US$10.609,64) per metrik ton.

Dolar AS menyentuh level tertinggi tiga bulan terhadap euro dan level tertinggi satu minggu terhadap yen, setelah harga konsumen AS bulan lalu meningkat paling tinggi dalam 13 tahun, memacu taruhan pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat daripada yang dilakukan pejabat Federal Reserve.


Baca Juga: Harga emas spot di level US$1.806,07, Rabu (14/7) pagi, dibayangi penguatan dolar

Nilai tukar dolar yang kuat membuat logam dengan harga greenback lebih mahal dan kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

China, konsumen logam terbesar di dunia, akan mengambil "langkah-langkah komprehensif" untuk mengurangi kenaikan harga komoditas, kata Perdana Menteri Li Keqiang.

Harga Aluminium LME turun 0,4% menjadi US$2.525,50 per metrik ton, nikel turun 1,3% menjadi US$18.535 per metrik ton, dan seng turun 0,5% menjadi US$2.919 per metrik ton.

Aluminium ShFE naik 0,4% menjadi 19.260 yuan per metrik ton, nikel turun 1% menjadi 138.510 yuan per metrik ton, seng turun 1,1% menjadi 21.865 yuan per metrik ton, dan timbal turun 1,1% menjadi 15.570 yuan per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto