Harga Tergelincir, Emas Menuju Penurunan Mingguan Pertama dalam Sebulan



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas tergelincir ke level terendah dalam tiga minggu pada perdagangan hari ini. Ini membuat emas menuju penurunan mingguan pertama dalam sebulan, karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil obligasi AS yang juga naik.

Jumat (19/8) pukul 17.00 WIB, harga emas spot turun 0,3% ke US$ 1.753,84 per ons troi. Ini adalah penurunan untuk sesi kelima berturut-turut, dan bisa menjadi penurunan beruntun terpanjang sejak November 2021.

Sejalan, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Desember 2022 juga tergelincir 0,2% ke US$ 1.767,00 per ons troi.


Harga emas terseret oleh kenaikan baru dolar AS dan kenaikan stabil dalam imbal hasil US Treasury tenor acuan 10-tahun.

Namun, "emas telah menunjukkan beberapa ketahanan minggu lalu dan mungkin cepat untuk memanfaatkan jika reli dolar memudar," kata Craig Erlam, Senior Market Analyst OANDA.

Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp 1.000 ke Level Rp 974.000 Per Gram Pada Hari Ini (19/8)

Beberapa pejabat Federal Reserve AS mengatakan pada hari Kamis bahwa bank sentral perlu terus menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi yang tinggi.

Kenaikan suku bunga meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Menjelang pertemuan Fed berikutnya, para pedagang akan sangat fokus pada simposium ekonomi tahunan Jackson Hole, data pekerjaan dan inflasi, kata Erlam.

"Mempertimbangkan bagaimana tahun ini sejauh ini, banyak yang bisa berubah menjelang keputusan September," lanjut dia.

Presiden The Fed St Louis James Bullard mengatakan, saat ini dia condong ke arah mendukung kenaikan suku bunga 75 basis poin untuk ketiga kali secara berturut-turut di bulan depan.

Pasar telah berpuas diri dan mengharapkan The Fed untuk memperlambat kenaikan suku bunga dan bahwa mereka akan mulai mengurangi pada paruh pertama tahun 2023, kata analis Riset Komoditas Kuantitatif Peter Fertig. Tapi itu tidak masuk akal, mengingat inflasi yang tinggi, tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari