KONTAN.CO.ID - JAKARTA.
Harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (
BREN) terus mendaki sejak initial public offering (IPO) beberapa bulan lalu. Kenaikan harga saham BREN mendorong nilai kapitalisasi pasar atau market cap hingga mengalahkan saham-saham blue chip. Dengan kenaikan harga tersebut, apakah saham BREN layak dikoleksi? Harga saham BREN pada perdagangan Kamis 7 Desember 2023 melejit 550 poin atau 7,64% ke harga Rp 7.750 per saham. Dalam perdagangan 5 hari terakhir, harga saham BREN meningkat 850 poin atau 12,32%. Dengan lonjakan harga saham hari ini, market cap BREN pun kini telah menembus level Rp 1.036,84 triliun. BREN memantapkan diri sebagai runner up saham dengan market cap paling jumbo di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Marke cap BREN semakin ketat menempel saham blue chip PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA) yang saat ini memiliki nilai Rp 1.077 triliun. Secara bersamaan, BREN menjauhi saham blue chip PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (
BBRI) yang menempati posisi ketiga dengan market cap Rp 821 triliun. Saham blue chip adalah saham lapis satu di bursa efek yang biasanya memiliki kapitalisasi pasar besar, mencapai ratusan hingga ribuan triliun rupiah. Di Bursa Efek Indonesia (BEI) saham blue chip dikelompokkan dalam indeks saham LQ45. BBCA dan BBRI termasuk dua saham blue chip dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI untuk periode Agustus 2023-Februari 2024. Jika nilai kapitalisasi pasar terjaga atau terus meningkat, bukan tidak mungkin saham BREN masih kelompok blue chip LQ45. Lalu, apakah saham BREN memiliki prospek bagus untuk investasi? Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto mengingat kembali, lonjakan harga saham Grup Barito mirip ketika terjadi
booming di sektor teknologi dan bank digital pada tahun 2020. Kala itu, saham-saham teknologi dan bank digital menjadi penggerak utama IHSG. William bilang, perlu dicermati kembali sentimen apa saja yang mendorong harga Grup Barito pada masing-masing sahamnya. Memang, prospek bisnis di sektor energi terbarukan bisa menjadi katalis positif. Hanya saja, William melihat lonjakan saham Grup Barito lebih karena efek euforia pasar terhadap Prajogo Pangestu yang menjadi daya tarik. "Sampai menguat signifikan seperti ini kemungkinan ada faktor lain, bisa juga dikatakan pasar semakin euforia karena status Prajogo sebagai orang terkaya di Indonesia. Jadi ada spekulasi bahwa harga sahamnya pun akan terjaga naik," kata William kepada Kontan.co.id, Kamis (7/12). Catatan William, semakin besar market cap atau bobot saham terhadap indeks, maka gerak naik atau turun saham tersebut akan sensitif terhadap laju IHSG. Namun sejauh ini, William memandang kecenderungan tren saham Grup Barito masih berpotensi menguat. "Ini terukur dari indikator MA5 dan MA20, selama kondisi ini masih terpenuhi, maka trend following bisa terus dilakukan. Warning-nya adalah, semua tren pasti ada akhirnya. Jadi perlu selalu waspada dengan kemungkinan adanya profit taking dan berakhirnya tren," terang William.
Dus, guna meminimalkan risiko, bisa dipertimbangkan
hold atau
sell on strength untuk merealisasikan cuan terlebih dulu. Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai saham Grup Barito ini masih layak untuk
speculative buy atau
trading buy. Menurut Herditya, harga saham BREN masih berada di fase uptrend-nya dan masih didukung dengan adanya pergerakan dari MACD dan Stochastic yang juga menguat. Bisa pertimbangkan Trading Buy dengan support Rp 7.100 dan resistance Rp 7.775. Itulah rekomendasi saham BREN untuk perdagangan hari ini, Jumat 8 Desember 2023. Ingat, keputusan dan tanggung jawab investasi di tangan Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto