Harga timah berpotensi naik



JAKARTA. Harga timah dan logam industri turun karena pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi China oleh Dana Moneter Internasional (IMF). Selama ini, China merupakan importir terbesar komoditas logam industri.

Harga timah untuk pengiriman tiga bulan ke depan di London Metal Exchange (LME) turun 0,33% menjadi US$ 21.050 per metrik ton, Rabu (29/5), dibanding harga sehari sebelumnya.

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi China dari 8% tahun 2013 dan 8,2% di tahun 2014, menjadi 7,75% di tahun 2013 dan 2014.


Ibrahim, analis senior Harvest International Futures mengatakan, pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi China oleh IMF memang menjadi faktor utama turunnya harga komoditas logam industri, termasuk timah. Faktor lain adalah upaya pemulihan ekonomi di Eropa yang tak kunjung memberikan hasil yang positif.

Rilis data ekonomi dari Eropa, seperti angka pengangguran Jerman bulan April, menunjukkan hasil yang negatif. Penambahan pengangguran Jerman naik dari 6.000 orang pada bulan Maret menjadi 21.000 orang di bulan April. Data dari negara dengan ekonomi paling kuat di Eropa ini membawa pengaruh negatif bagi perekonomian Eropa.

Secara teknikal, pergerakan harga timah cenderung sideways. Indikator relative strength index (RSI) dalam posisi 50:50, mengkonfirmasi sikap wait and see. Namun, Ibrahim memprediksi, harga timah berpotensi menguat ke US$ 20.522 – US$ 21.836 per ton, dalam sepekan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati