JAKARTA. Harga timah di PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) dipatok lebih tinggi dibanding London Metal Exchange (LME). Kondisi ini menimbulkan polemik di kalangan pelaku pasar. Mengutip situs BKDI, harga terendah timah jenis TINPB300 periode September dibanderol US$ 21.515 per metrik ton. Harga ini lebih mahal dibanding kontrak pengiriman timah tiga bulan di LME yang merupakan bursa acuan internasional sebesar US$ 21.250 per metrik ton. Ada selisih cukup jauh, yakni mencapai US$ 265 per metrik ton. Saat ini, harga timah di bursa lokal maupun LME sedang turun dibanding awal tahun. Kondisi ini menimbulkan polemik di kalangan pelaku pasar. Sebab, importir menilai harga BKDI terlalu mahal. Sementara eksportir tidak ingin melepas di harga murah. Presiden Komisaris BKDI, Fenny Widjaja mengatakan, eksportir timah Indonesia menghentikan penjualan timah karena harga LME sedang jatuh. “Eksportir menahan stok sampai menunggu harga naik lagi ke level US$ 23.000 per metrik ton,” ungkap Fenny.
Harga timah BKDI melampaui LME munculkan polemik
JAKARTA. Harga timah di PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) dipatok lebih tinggi dibanding London Metal Exchange (LME). Kondisi ini menimbulkan polemik di kalangan pelaku pasar. Mengutip situs BKDI, harga terendah timah jenis TINPB300 periode September dibanderol US$ 21.515 per metrik ton. Harga ini lebih mahal dibanding kontrak pengiriman timah tiga bulan di LME yang merupakan bursa acuan internasional sebesar US$ 21.250 per metrik ton. Ada selisih cukup jauh, yakni mencapai US$ 265 per metrik ton. Saat ini, harga timah di bursa lokal maupun LME sedang turun dibanding awal tahun. Kondisi ini menimbulkan polemik di kalangan pelaku pasar. Sebab, importir menilai harga BKDI terlalu mahal. Sementara eksportir tidak ingin melepas di harga murah. Presiden Komisaris BKDI, Fenny Widjaja mengatakan, eksportir timah Indonesia menghentikan penjualan timah karena harga LME sedang jatuh. “Eksportir menahan stok sampai menunggu harga naik lagi ke level US$ 23.000 per metrik ton,” ungkap Fenny.