Harga timah di Bursa Berjangka Jakarta naik 42,79% sepanjang 4 bulan pertama 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga timah fisik murni batangan di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) berhasil menembus harga tertinggi di level US$ 33.100 per ton pada 10 Mei 2021. Di saat yang sama, harga timah di London Metal Exchange (LME) tercatat di level US$ 33.097 per ton, sementara di Kuala Lumpur Tin Market (KLTM) di posisi US$ 30.250 per ton.

Kenaikan harga timah di BBJ  ini telah terjadi sejak awal tahun 2021. Saat itu, harga timah berada di US$ 20.075 per ton, sementara pada akhir April sudah berada di posisi US$ 28.665 per ton. Artinya, dalam kurun waktu tersebut, harga timah sudah menguat 42,79%. Adapun, harga tertinggi timah fisik murni batangan di BBJ berada di level US$ 32.500 per ton pada 6 Mei silam.

Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Fajar Wibhiyadi mengatakan, kenaikan harga timah ini merupakan hal yang menggembirakan bagi ekosistem perdagangan timah nasional. “Kami optimistis transaksi timah di BBJ akan terus bergerak positif. Harga timah yang ditransaksikan di BBJ ini dapat diakses masyarakat umum dalam situs resmi BBJ. Penentuan harga komoditas ini juga berdasarkan mekanisme kesepakatan antara peserta jual dan peserta beli,” kata Fajar dalam siaran pers, Selasa (11/5).


Saat ini di BBJ terdapat dua skema transaksi timah, yaitu untuk transaksi luar negeri (ekspor) dan transaksi timah dalam negeri. Transaksi timah luar negeri telah berjalan sejak pertengahan tahun 2019. Sedangkan transaksi timah dalam negeri baru berjalan di pertengahan bulan Maret 2021. Dalam transaksi timah di BBJ ini, KBI berperan sebagai lembaga kliring.

Baca Juga: Harga komoditas membaik, simak rekomendasi saham tiga emiten tambang BUMN

Dalam rentang bulan Januari–April 2021, telah terjadi transaksi timah dalam negeri sebanyak 395 lot dalam 395 ton, dengan nilai transaksi di atas Rp 14,5 miliar. Sedangkan untuk perdagangan timah luar negeri terjadi transaksi sebanyak 2.513 lot dalam 12.586 ton pada periode yang sama, dengan nilai transaksi US$ 308,45 juta. Selanjutnya di awal Mei 2021, data sampai dengan tanggal 10 Mei 2021 menunjukkan transaksi timah luar negeri terjadi dalam 126 lot dalam 622 ton, dengan nilai transaksi US$ 18,35 juta.

Bergeraknya transaksi di perdagangan timah luar negeri di BBJ ini, juga telah memberikan kontribusi terhadap penerimaan negara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2019, tarif royalti logam timah ditetapkan sebesar 3%. Dengan nilai transaksi sebesar Rp 4,6 triliun, royalti yang masuk ke kas negara ada di kisaran angka Rp 138 miliar.

Fajar menambahkan, adanya transaksi timah di BBJ, tentunya akan menjadi etalase Indonesia di pasar timah dunia. Sebagai negara yang memiliki cadangan timah kedua terbesar di dunia, dengan cadangan sebesar 31%, sudah selayaknya Indonesia turut serta dalam menjadi penentu harga timah dunia. Selain itu, adanya transaksi timah luar negeri juga akan memberikan kontribusi langsung terhadap penerimaan negara dalam bentuk royalti

Terkait perdagangan timah luar negeri, catatan dari KBI sebagai lembaga kliring menyebutkan, sepanjang tahun 2020 transaksi pasar fisik timah murni batangan di BBJ yang dikliringkan di KBI mencapai 12.209 lot dengan nilai US$ 1,03 miliar atau sekitar Rp 15,5 triliun, dengan royalti kepada negara sebesar Rp 465 miliar.

Baca Juga: IHSG diprediksi bergerak konsolidasi pada Mei, sektor-sektor saham ini bisa dicermati

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati