Harga timah masih akan tertekan



JAKARTA. Penurunan cukup dalam yang terjadi pada harga timah diduga masih akan terus berlangsung hingga pekan depan.

Mengutip Bloomberg, Kamis (21/5) harga timah kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange ditutup merosot 1,55% ke level US$ 15.800 per metrik ton atau menjadi level terendah dalam lima pekan. Dalam sepekan terakhir pun harga timah masih turun tipis 0,31%.

Ibrahim, Analis dan Direktur PT Komoditi Ekuilibrium Berjangka menjelaskan bahwa tekanan yang menyeret harga adalah masih buruknya data manufaktur China dan penjualan rumah di Amerika Serikat. Sebagai komoditas yang banyak digunakan untuk pembangunan, keadaan ekonomi yang loyo ini jelas menekan harga.


“Dengan buruknya ekonomi China saat ini, maka China jelas akan memilih untuk mengeksplorasi penggunaan timah dalam negeri,” jelas Ibrahim. Perlu diingat, selain sebagai konsumen utama, China juga merupakan salah satu produsen besar timah. Ketika China memilih eksplorasi dalam negeri untuk menekan impor, maka stok timah global akan membludak.

Sebelumnya pada Kamis (21/5) rilis data HSBC Manufaktur China April 2015 tercatat naik menjadi 49,1 dari sebelumnya 48,9. Angka ini masih di bawah level 50 yang artinya ekonomi China masih berkutat dalam resisi.

Selain itu, data penjualan rumah China bulan April juga menunjukkan terjadinya perlambatan di 69 dari 70 kota China. Padahal sebelumnya di bulan Maret perlambatan hanya terjadi di 60 dari 70 kota. “Data ini memperlihatkan bagaimana gejolak ekonomi China yang sedang dalam keadaan terlemahnya,” kata Ibrahim.

Tidak hanya China, data existing home sales AS bulan April 2015 juga menurun dari bulan sebelumnya yakni 5,21 juta menjadi 5,04 juta. Selain data klaim pengangguran mingguan AS juga kembali membludak dari minggu sebelumnya 264 ribu menjadi 274 ribu. Yang bisa diartikan bahwa ekonomi AS juga belum sepenuhnya prima dan akan menekan permintaannya di pasar.

“Belum lagi Eropa dengan masalah Yunaninya,” kata Ibrahim. Keadaan Eropa yang belum jelas ini membuat posisi euro masih tertekan di pasar. Apalagi dengan adanya sinyal bahwa European Central Bank bisa saja kembali menggelontorkan stimulus dalam jumlah besar. Pasar menilai ekonomi Eropa juga sedang krisis.

Ibrahim menduga pada akhir pekan ini atau penutupan pasar Jumat (22/5), harga timah masih akan berada di level bawah. Penurunan tidak bisa dihindari. Bahkan tidak hanya pada pekan ini tapi bisa saja terus berlangsung hingga pekan depan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto