Harga timah naik, prospek TINS cerah



JAKARTA. Bagi emiten tambang, harga jual produk komoditas merupakan sentimen yang paling mempengaruhi terhadap kinerja perusahaan. Seperti yang saat ini tengah dirasakan PT Timah Tbk (TINS). Kinerja perusahaan tampak cerah seiring kenaikan harga jual timah yang cukup tinggi.

Mengacu data Bloomberg, harga timah kontrak tiga bulanan di London Market Exchange pada (15/11) sebesar US$ 20.300 permetrik ton, naik 50% jika dibandingkan awal tahun US$ 14.400 per metrik ton. Pekan lalu, harga timah juga sudah menyentuh level tertingginya pada tahun ini di US$ 21.845 per metrik ton.

Beberapa analis sepakat, harga jual timah global akan akan terus meningkat seiring pasokan timah yang menipis.


Menurut Analis Daewoo Securities Indonesia Andy Wibowo, persediaan timah global menurun 48,5% year to date menjadi 2.895 ton. ”Kita belum melihat adanya peningkatan pasokan timah, jadi tren naiknya harga global akan terus meningkat,” kata Andy dalam riset (15/11).

Sehingga, secara fundamental, outlook kinerja TINS masih sangat baik untuk ke depannya. Pada kuartal III tahun ini, TINS berhasil membukukan kenaikan laba hampir empat kali lipat menjadi Rp 50,6 miliar dari sebelumnya Rp 10,3 miliar. Peningkatan disebabkan rata-rata harga jual timah TINS juga naik 4,7% menjadi US$ 17,296 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie