JAKARTA. Timah berbalik menguat (rebound) pasca menyentuh level terendah sejak Juli 2012 di US$ 19.250 per metrik ton. Namun, penguatan ini hanya bersifat sementara. Sentimen negatif masih membayangi sentiment harga timah. Mengutip Bloomberg, Senin (20/10) pukul 14.00, pengiriman timah tiga bulan di London Metal Exchange (LME) berada di level US$ 19.350 per metrik ton. Harga naik 0,51% dari level terendah, kamis (16/10). Selama sepekan terakhir, timah telah menorehkan kejatuhan sebesar 3,9%. Ibrahim, Direktur dan analis PT Equilibrium Komoditi Berjangka menilai, meski sedang rebound, namun harga timah masih berpeluang tertekan. Faktor utama yang menggerogoti harga timah adalah perlambatan ekonomi global. Seperti diketahui, China maupun Eropa merupakan importir terbesar timah. Namun, di sisi lain, perekonomian keduanya masih rapuh. Goldman Sasch memangkas pertumbuhan ekonomi China tahun 2014 dari 7,4% menjadi 7%. Sementara pertumbuhan ekonomi China tahun depan direvisi dari 7,6% menjadi 7,1%.
Harga timah rebound sementara
JAKARTA. Timah berbalik menguat (rebound) pasca menyentuh level terendah sejak Juli 2012 di US$ 19.250 per metrik ton. Namun, penguatan ini hanya bersifat sementara. Sentimen negatif masih membayangi sentiment harga timah. Mengutip Bloomberg, Senin (20/10) pukul 14.00, pengiriman timah tiga bulan di London Metal Exchange (LME) berada di level US$ 19.350 per metrik ton. Harga naik 0,51% dari level terendah, kamis (16/10). Selama sepekan terakhir, timah telah menorehkan kejatuhan sebesar 3,9%. Ibrahim, Direktur dan analis PT Equilibrium Komoditi Berjangka menilai, meski sedang rebound, namun harga timah masih berpeluang tertekan. Faktor utama yang menggerogoti harga timah adalah perlambatan ekonomi global. Seperti diketahui, China maupun Eropa merupakan importir terbesar timah. Namun, di sisi lain, perekonomian keduanya masih rapuh. Goldman Sasch memangkas pertumbuhan ekonomi China tahun 2014 dari 7,4% menjadi 7%. Sementara pertumbuhan ekonomi China tahun depan direvisi dari 7,6% menjadi 7,1%.