Harga timah tergerus aksi profit taking



JAKARTA. Harga timah terseret akibat aksi ambil untung alias profit taking investor. Mengutip situs investing.com, Senin (18/7) pukul 14.47 WIB, harga timah kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun 0,44% dibandingkan hari sebelumnya ke level US$ 17.902,5 per metrik ton.

Analis PT Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto menilai, koreksi harga timah imbas dari aksi investor yang merealisasikan keuntungan setelah harga timah naik signifikan pada pekan lalu. Akhir pekan lalu, harga timah ditutup pada posisi US$ 18.140 per metrik ton. Ini harga tertinggi tahun ini.

Menurut Andri, investor mengalihkan dananya sementara pada komoditas logam yang memang berkaitan langsung dengan bahan baku industri dalam jumlah besar. "Positifnya data ekonomi China berpengaruh besar pada komoditas jenis logam seperti tembaga, nikel dan aluminum," paparnya.


Akhir pekan lalu, China merilis beberapa data ekonomi yang menggairahkan pasar. Pertama, data Produk Domestik Bruto (PDB) China per kuartal II 2016 tumbuh 6,7% (YoY), lebih baik ketimbang konsensus yang dipatok 6,6% (YoY). Selain itu, data produksi industri China per Juni 2016 yang mencapai 6,2% (YoY), lebih tinggi dibandingkan estimasi 5,9% (YoY) serta posisi bulan sebelumnya 6% (YoY).

Lalu, data penjualan ritel China per Juni 2016 mencapai 10,6% (YoY), lebih baik ketimbang konsensus dan pencapaian bulan sebelumnya di level 10% (YoY). Angin segar yang membalut Negeri Tirai Bambu umumnya mengangkat harga komoditas. Sebab, China merupakan pengguna sekaligus produsen komoditas terbesar di dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini