Harga timah terseret antisipasi kenaikan bunga Fed



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana The Federal Reserve mengerek suku bunga acuan di bulan ini menekan harga komoditas, termasuk timah. Pada Jumat (2/3), harga timah kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) merosot 0,83% ke level US$ 21.475 per metrik ton. Nah, dalam sepekan, harganya telah terkoreksi 0,81%.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, rencana kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) mendapat dukungan data ekonomi yang positif. Ini semakin menyeret harga komoditas. "Apalagi, kemungkinan hingga dua pekan ke depan, data yang dirilis AS positif dan semakin menekan harga timah," kata dia, Senin (5/3).

Katalis negatif lainnya datang dari kebijakan Presiden Donald Trump yang menaikkan bea impor bagi aluminium dan baja. Menurut Ibrahim, walaupun hanya dikenakan pada aluminium dan baja, tetapi hal tersebut juga berdampak negatif ke harga komoditas industri lainnya, seperti timah. "Wajar kalau harga komoditas berguguran karena ketidakpastian tentang perdagangan global. Ini masalah geopolitik dan berpengaruh ke semua komoditas," tambah Ibrahim.


Harga timah masih berpotensi rebound sesaat didukung optimisme China yang menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini 6,5%.

Namun, untuk hari ini, Ibrahim memperkirakan harga timah kembali koreksi dalam rentang US$ 21.150- US$ 21.390 per metrik ton. Sedangkan dalam sepekan ke depan, harganya dalam kisaran di US$ 21.000-US$ 21.550 per metrik ton.

Secara teknikal, harga timah berada di atas bollinger band bawah. Stochastic ada di level 60 yang masuk area positif. Sementara MACD dan RSI berada di area negatif. Faktor ini mengindikasi harga timah menurun tetapi dalam jangka pendek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati