KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga salah satu saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih tren turun saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bangkit. Analis melihat, penurunan harga saham blue chip ini menjadi waktu tepat untuk beli karena potensi kenaikan yang tinggi. Saham blue chip adalah saham lapis satu yang telah berpengalaman di lantai bursa. Selain itu, saham blue chip biasanya memiliki fundamental kuat dan kapitalisasi pasar besar mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah. Di BEI, saham blue chip biasanya berasal dari saham-saham di indeks mayor seperti LQ45. Salah satu saham LQ45 yang masih mengalami pelemahan harga adalah PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (
ACES).
Pada perdagangan Kamis 15 Agustus 2024, harga saham ACES ditutup di level 735, turun 20 poin atau 2,65% dibandingkan sehari sebelumnya. Dalam sebulan terakhir, harga saham ACES terakumulasi turun sebesar 65 poin atau 8,13%. BRI Danareksa Sekuritas, Natalia Sutanto merekomendasikan buy ACES dengan target harga Rp 1.100. Alasannya, pemilik jaringan toko Ace Hardware ini diperkirakan akan meningkat karena rebranding yang dilakukan perseroan. Natalia mengatakan bahwa manajemen ACES optimistis dapat mencapai target tahun ini. ACES menargetkan pertumbuhan rata-rata penjualan di tiap toko alias
same-store sales growth (SSSG) sebesar 0,7%, dengan pertumbuhan penjualan sebesar 10% secara tahunan (YoY). Natalia berpandangan, menilik kinerja di kuartal kedua, maka ia meningkatkan penjualan/sqm tahun ini menjadi 7,5% dari 7%, dengan mempertahankan target penambahan 15 gerai. Dus, perkiraan pendapatan ACES di 2024 ditingkatkan menjadi Rp 8,49 triliun dari Rp 8,45 triliun. Hanya saja, BRI Danareksa Sekuritas memangkas proyeksi laba bersih ACES sebesar 3,2% menjadi Rp 838 miliar dari Rp 866 miliar. Hal itu disebabkan iklan dan promosi yang lebih tinggi, didorong oleh meningkatnya kontribusi E-commerce, sebesar 11% di semester I dibandingkan tahun 2023 yang berada di bawah 10%. "Selain itu juga dari upaya rebranding yang direncanakan pada tahun 2025," tulisnya dalam riset, Selasa (6/8). Natalia juga memaparkan, ACES melaporkan SSSG yang stabil sejak awal tahun, meskipun sempat turun dari level tinggi tahun lalu. Menurutnya, meski ada keyakinan dengan eksekusi yang kuat dan rekam jejak yang telah terbukti di bidang merchandising, pemutusan perjanjian dengan Ace Hardware Corporation dan kebutuhan untuk rebranding di 2025 menambah ketidakpastian. "Kami percaya pasar akan menunggu kejelasan lebih lanjut dan mengamati kinerja ACES setelah penghentian lisensi," katanya. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Aziz Setyo Wibowo merekomendasikan buy ACES dengan target harga Rp 820. Ia memandang prospek ACES tetap positif. Menurutnya, dengan rencana menghilangkan sekitar 0,6% dari penjualan dalam bentuk royalti dan biaya lisensi selama beberapa tahun mendatang dapat memberikan efek positif. "Penghapusan ini bisa berdampak baik bagi kinerja ACES, yang mana dapat menurunkan beban sehingga hal ini berpotensi meningkatkan margin," katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (15/8). Dari kondisi makro, Aziz meyakini deflasi yang terjadi di Indonesia selama tiga bulan terakhir tidak akan memberikan dampak yang signifikan atas ACES. Menurutnya, hal itu disebabkan pangsa pasar ACES cenderung masyarakat '
middle to middle up', yang mana konsumsi masyarakatnya masih terjaga.
Karenanya, ia memproyeksikan pendapatan ACES masih berpotensi tumbuh 11% YoY. Sementara untuk laba bersih diperkirakan tumbuh 7%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto