Harga Turun Ke 76, Bank Asing Pasang Target Saham Ini Naik Jadi Rp 85



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terkoreksi pada perdagangan Senin 25 November 2024. Penurunan harga saham GOTO dinilai sebagai kesempatan bagus untuk mulai masuk berinvestasi. Pasalnya, harga saham GOTO diprediksi meningkat pada periode mendatang. 

Harga saham GOTO pada penutupan pasar hari Senin (25/11) di level 76, turun 2 poin atau 2,56% dibandingkan hari sebelumnya. Analis Deutsche Bank, bank investasi asal Jerman, merekomendasi beli saham GOTO. 

Alasannya. kinerja GOTO diperkirakan akan semakin membaik. Kinerja yang positif di kuartal III menjadi pendorongnya.


Research Analyst Deutsche Bank Peter Milliken memaparkan bahwa kinerja kuartal III GOTO menghasilkan EBITDA yang disesuaikan, dengan pro-forma yang menghasilkan laba positif untuk pertama kalinya sebesar Rp 137 miliar. Capaian itu dinilai sebagai peningkatan yang solid dari kerugian pro-forma (ex Tokopedia) sebesar Rp 559 miliar pada kuartal III 2023.

"Peningkatan ini mencerminkan keluarnya sebagian dan dekonsolidasi bisnis e-commerce, bersamaan dengan komisi sebesar Rp 172 miliar, serta dibantu oleh peningkatan kinerja dalam layanan on-demand dan peningkatan pesat di unit keuangan," terangnya dalam riset, Kamis (31/10).

Baca Juga: Cek Harga Mobil BYD Atto, Dolphin & M6, Biaya Pemilikan Rp 500.000-an Per Bulan

Pendapatan dari layanan mobility on-demand (setelah dikurangi perubahan model pengiriman dari agensi ke prinsipal) meningkat 15% menjadi Rp 3,7 triliun yang dibantu oleh layanan berjenjang, yang membantu menghindari perang subsidi.

"Manajemen mencatat bahwa pasokan telah menjadi kendala pada kuartal terakhir, yang mana hal ini cukup menggembirakan," sambungnya.

Dari unit finansial, banyak fokus diberikan karena pinjaman meningkat tiga kali lipat menjadi Rp 4,3 triliun. Guidance dari manajemen adalah akan melipatgandakannya lagi pada akhir 2025.

Aplikasi GoPay diluncurkan tahun lalu, dan telah mendapatkan permintaan yang kuat, terutama untuk pinjaman tunai. Bisnis ini mengalami kerugian EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp 65 miliar.

Meski begitu, diperkirakan akan mencapai titik impas pada kuartal berikutnya, satu tahun lebih cepat dari jadwal. "Kami melihat bisnis ini sebagai pendorong utama profitabilitas," katanya.

Di sisi lain, masih terdapat pekerjaan rumah dengan kerugian bersih proforma untuk kuartal ini sebesar Rp 1,64 triliun. Namun, nilai tersebut sepertiga lebih kecil dari tingkat tahun sebelumnya, dan setengah dari kerugian tersebut berasal dari e-commerce yang memiliki jangka waktu yang panjang untuk didanai oleh TikTok sebagai bagian dari kesepakatan merger.

Secara keseluruhan, Peter menilai neraca keuangan sehat dan unit-unit bisnis menunjukkan tren yang baik. "Bisnis telah membaik sejak inisiasi kami pada kuartal terakhir, dengan kenaikan harga kedua untuk tahun ini di e-commerce yang terjadi pada bulan September, dan Temu yang dilarang di Indonesia juga membantu," terangnya.

Meskipun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, Deutsche Bank melihat GOTO memiliki nilai yang menarik karena didukung sejumlah faktor. Pertama, posisi yang kuat dalam mobilitas dan e-commerce yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan unit keuangannya.

Kedua, keuangan yang membaik secara tajam dengan EBITDA yang disesuaikan mencapai titik impas tahun ini. Ketiga, statusnya sebagai jawara lokal dengan keuntungan regulasi yang ditawarkan. Keempat, neraca yang kuat yang dapat mendanai pertumbuhan atau pengembalian modal.

"Kami mempertahankan peringkat buy dan menaikkan target harga menjadi Rp 85," tutup Peter. Sebelumnya dia menetapkan target GOTO di Rp 70 per saham.

Baca Juga: Umur 17 Tahun November 2024? Cara & Syarat Membuat e-KTP Tanpa Surat Pengantar RT RW

Selanjutnya: Fokus Bisnis Berkelanjutan, Saham Emiten Makin Menawan

Menarik Dibaca: Tren Tidur Seharian Bisa Sebabkan Masalah Kesehatan Ini lo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto