Harganya terus mendaki, Bitcoin buktikan sebagai aset safe haven



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terus menunjukkan tren kenaikan sepanjang 2020, bitcoin bisa jadi aset safe haven saat kondisi ekonomi tengah dihadapkan krisis. Apalagi, selama wabah virus Korona, harga bitcoin terus menunjukkan tren kenaikan. 

"Ya, pelaku pasar meyakini bahwa ini (bitcoin) aset safe haven," kata CEO Indodax, Oscar Darmawan kepada Kontan.co.id, Kamis (30/4).

Dia menambahkan, sebagai aset safe haven salah satu syaratnya adalah komoditas tersebut harus mampu membuktikan diri kuat di tengah badai resesi ekonomi global. 


Oscar menilai sepanjang sejarahnya atau 10 tahun terakhir bitcoin telah membuktikan dirinya berkali-kali menjadi safe haven yang dipercaya masyarakat global pada saat terjadi krisis ekonomi. 

Baca Juga: Harga bitcon naik 5,9% sejak awal tahun, begini prospek selanjutnya

Keuntungan jika bitcoin menjadi safe haven aset adalah masyarakat jadi memiliki salah satu aset imbal hasil yang benar-benar terlepas dari tatanan ekonomi. Dengan begitu, masyarakat memiliki alternatif komoditas yang bisa dipegang pada saat kondisi ekonomi tidak menentu. 

Selain itu, dengan bentuk bitcoin yang digital menjadikan aset tersebut lebih mudah untuk dibawa masyarakat, dibandingkan aset safe haven lainnya seperti emas yang cenderung kurang leluasa untuk dibawa. 

"Tapi saya kira status safe haven itu harus dibuktikan bukan ditentukan. Biar masyarakat sendiri yang menilai seberapa baik bitcoin memberikan performanya pada saat ekonomi tidak mengalami resesi seperti sekarang ini," tegasnya.

Asal tahu saja, pada perdagangan Kamis (30/4) harga bitcoin sempat menyentuh level US$ 9.447 per btc pukul 15:56 WIB. Menurut Oscar, kenaikan harga saat ini turut menjadi sinyal bahwa harga bitcoin mulai masuk tren bullish tahun ini. 

Bahkan, sebelum momentum halving pada Mei 2020 harga bitcoin sudah melambung cukup tinggi atau lebih dari 30% hanya dalam beberapa minggu saja. Sehingga, supply bitcoin diperkirakan bakal dibatasi setiap tahunnya pasca halving.

Baca Juga: Harga bitcoin kembali reli dan berpotensi menuju ke US$ 8.000

Oscar menilai ke depan tidak menutup kemungkinan harga bitcoin mengalami masa jenuh atau mengalami penurunan karena aksi profit taking dalam waktu dekat, sehingga trader dianjurkan untuk berhati-hati. Namun, koreksi diperkirakan tidak terlalu signifikan, untuk kemudian harga melanjutkan kenaikan di jangka panjang. 

"Artinya tren bullish akan terjadi, meski grafiknya tetap akan naik turun atau tidak lurus. Tidak menutup kemungkinan pula tren kenaikan terjadi selama setahun ke depan," jelasnya. 

Sentimen positif juga datang dari trader bitcoin yang lebih awal menyambut periode halving day bitcoin. Sebagai informasi Halving day merupakan suatu event bitcoin yang terjadi empat tahun sekali, umumnya momentum ini akan mendorong harga bitcoin naik sebanyak ratusan bahkan ribuan persen. 

Menyambut periode tersebut, Oscar mengungkapkan pelaku pasar sudah mulai mengambil posisi trading agar dapat memaksimalkan cuan dari momentum tersebut. Bahkan, pelaku pasar dinilai cukup menyadari bahwa halving day akan meningkatkan keuntungan secara drastis dan jangka panjang. 

Halving dayakan terjadi pada Mei 2020. Pada periode halving day terjadi pembatasan supply bitcoin yang terjadi empat tahun sekali. Oscar mengatakan, momen halving day 2012 dan 2016 membuat harga bitcoin meningkat secara drastis dan bakal berulang di halving day kali ini. 

"Peningkatan harga akibat halving day akan terjadi selama dua hingga tiga tahun, bahkan kenaikannya akan cukup drastis sekalipun terkadang akan terjadi penurunan akibat aksi taking profit," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi