JAKARTA. Pertama kalinya Indonesia menggelar peringatan Hari Buruh Migran se-Dunia di Plaza Timur Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta, Sabtu (21/12), diikuti sekitar 10 ribu TKI, calon TKI dan keluarga TKI. Hadir pula seluruh jajaran pejabat eselon BNP2TKI. Acara serupa diperingati di seluruh daerah di Indonesia oleh BP3TKI. Orasi disampaikan Ketua Komisi IX DPR, Ribka Tjiptaning, Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Erna Murtiati, Ketua Umum Serikat Petani Internasional (SPI) Henry Saragih, dan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungaan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat. Dalam acara yang bertema “Perlindungan dan Kesejahteraan TKI adalah harga mati!” ini, Moh Jumhur Hidayat dalam orasinya mengatakan, perlindungan TKI semakin diperhatikan ditandai peringatan akbar Hari Buruh Migran tersebut. Ia mengingatkan jika mereka yang bekerja di luar negeri itu tidak dengan kesenangan, melainkan dengan kesedihan dan kerja keras. Namun, tegas dia, para TKI itu bisa mengurangi pengangguran di Indonesia dan mengirim uang untuk kehidupan keluarga sekaligus meningkatkan devisa negara.
Hari buruh migran se-dunia dihadiri 10.000 TKI
JAKARTA. Pertama kalinya Indonesia menggelar peringatan Hari Buruh Migran se-Dunia di Plaza Timur Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta, Sabtu (21/12), diikuti sekitar 10 ribu TKI, calon TKI dan keluarga TKI. Hadir pula seluruh jajaran pejabat eselon BNP2TKI. Acara serupa diperingati di seluruh daerah di Indonesia oleh BP3TKI. Orasi disampaikan Ketua Komisi IX DPR, Ribka Tjiptaning, Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Erna Murtiati, Ketua Umum Serikat Petani Internasional (SPI) Henry Saragih, dan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungaan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat. Dalam acara yang bertema “Perlindungan dan Kesejahteraan TKI adalah harga mati!” ini, Moh Jumhur Hidayat dalam orasinya mengatakan, perlindungan TKI semakin diperhatikan ditandai peringatan akbar Hari Buruh Migran tersebut. Ia mengingatkan jika mereka yang bekerja di luar negeri itu tidak dengan kesenangan, melainkan dengan kesedihan dan kerja keras. Namun, tegas dia, para TKI itu bisa mengurangi pengangguran di Indonesia dan mengirim uang untuk kehidupan keluarga sekaligus meningkatkan devisa negara.