JAKARTA. Saham PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) ditransaksikan di pasar negosiasi. Pada penutupan perdagangan Kamis (29/1), terjadi transaksi tutup sendiri alias crossing saham sebesar Rp 215,1 miliar. Transaksi tersebut melibatkan 50,04 juta lot saham di harga Rp 43 per saham. Dari data RTI, transaksi terbesar difasilitasi Sinarmas Sekuritas sebagai broker pembeli dan broker penjual. Ciptadana Securities juga melakukan pembelian 40.000 lot saham. Namun, hingga saat ini, manajemen BTEL belum menjawab panggilan telepon dari KONTAN terkait transaksi tersebut. Di sisi lain, harga saham BTEL di pasar reguler masih stagnan di level Rp 50 per saham. Di pasar negosiasi, saham BTEL memang ditransaksikan di level bawah. Bahkan pada perdagangan Rabu (28/1) kemarin, saham BTEL sempat ditransaksikan di Rp 12 per saham di pasar negosiasi.
Harga saham BTEL sulit naik lantaran kondisi fundamental BTEL yang tak kunjung membaik. Belum lama ini, BTEL digugat atas tunggakan obligasi senilai US$ 380 juta. Surat utang itu berkupon 11,5% dan jatuh tempo pada Mei 2015. Namun belakangan, BTEL mencapai perdamaian atau homologasi dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Sebanyak 94,5% kreditur BTEL menyetujui skema pembayaran utang yang diajukan perseroan. BTEL akan mulai melalukan pembayaran utang 18 bulan setelah pengesahan homologasi. Kemudian, sebanyak 70% dari total utang akan dibayar dengan Mandatory Convertible Bond - A (MCB-A) yang nantinya bisa dikonversikan menjadi saham baru BTEL pada harga Rp 200 per saham.