Hari Ini Bakal Terjadi Fenomena Hari Tanpa Bayangan Pertama 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fenomena hari tanpa bayangan periode pertama 2024 akan melanda Indonesia mulai hari ini, Rabu (21/2/2024). 

Hari tanpa bayangan adalah peristiwa saat Matahari tepat berada di titik zenit atau tepat di atas kepala setiap orang maupun benda. 

Akibatnya, bayangan benda atau orang akan terlihat menghilang karena tegak dan bertumpuk dengan benda itu sendiri. 


Tanpa bayangan dengan posisi Matahari di atas zenit, mungkinkah suhu akan terasa semakin panas? 

Hari tanpa bayangan tidak berdampak banyak pada suhu 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, secara umum fenomena hari tanpa bayangan atau disebut juga kulminasi utama di Indonesia berlangsung mulai 21 Februari 2024. 

Namun, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, posisi Matahari di atas zenit tidak terlalu memengaruhi suhu maupun cuaca secara keseluruhan di Indonesia. 

"Tidak banyak memengaruhi untuk peningkatan suhu," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (20/2/2024). 

Baca Juga: Ramalan Cuaca DKI Jakarta, Rabu (21/2)

Selain posisi Matahari, terdapat faktor lain yang dapat berdampak pada panas atau tidaknya suatu wilayah. 

Faktor lain tersebut, menurut Guswanto, berupa kondisi perawanan terutama awan konvektif yang dikaitkan dengan cuaca buruk, seperti badai petir dan hujan lebat. 

Terlebih, saat ini sebagian besar wilayah Indonesia masih mengalami musim hujan. 

"Tergantung potensi tutupan awannya, di samping tergantung oleh posisi Matahari," kata dia.

Kondisi suhu saat hari tanpa bayangan 

Guswanto melanjutkan, suhu maksimum pada 21 Februari 2024 saat hari tanpa bayangan di Indonesia relatif normal. 

Di Jakarta misalnya, suhu diprediksi berkisar 26-30 derajat Celsius dengan kelembapan antara 80-95 persen. 

Awan juga masih tampak menutupi, bahkan hujan lebat hingga hujan badai diprediksi melanda sejumlah daerah. 

Baca Juga: Kementan Beri Bantuan Benih untuk 2 Juta Hektare Padi dan Jagung

Sebagai contoh, hujan badai di Jabodetabek, serta potensi hujan lebat, hujan badai, dan angin kencang di sebagian Jawa hingga Nusa Tenggara Timur. 

"Ini suhu maksimum tanggal 21 Februari 2024 saat hari tanpa bayangan," ungkap Guswanto. 

Sementara itu, Maret 2024 akan menjadi masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. 

Oleh karenanya, BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, termasuk angin kencang, puting beliung, petir, dan hujan es. 

Memasuki musim kemarau secara bertahap, puncak musim ini diperkirakan baru berlangsung pada Juli-Agustus 2024 mendatang. 

Jadwal hari tanpa bayangan 

Bidang Tanda Waktu BMKG menuliskan, mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator atau garis khatulistiwa, hari tanpa bayangan akan terjadi sebanyak dua kali dalam setahun. 

Hari tanpa bayangan periode pertama 2024 terjadi antara 21 Februari 2024 di Baa, Nusa Tenggara Timur, hingga 4 April 2024 di Sabang, Aceh. 

Fenomena hari tanpa bayangan periode berikutnya berlangsung pada 7 September 2024 di Sabang, Aceh, sampai 21 Oktober 2024 di Baa, Nusa Tenggara Timur. Khusus untuk Jakarta, fenomena ini terjadi pada 4 Maret 2024, dengan Matahari tepat di atas zenit pada pukul 12.04 WIB. 

Untuk periode kedua, hari tanpa bayangan di Jakarta baru akan terjadi pada 8 Oktober 2024 pukul 11.40 WIB. 

"Di kota-kota lain, kulminasi utama terjadi saat deklinasi Matahari sama dengan lintang kota tersebut," papar BMKG.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari Tanpa Bayangan 21 Februari 2024, Akankah Suhu Semakin Panas?"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie