KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan saham-saham di sektor teknologi masih tersendat. Meski hari ini melesat 1,66%, IDX Sector Technology masih turun tipis 0,01% secara
year to date (YtD). Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai, sektor teknologi mencatat tingkat
return paling rendah dibandingkan sektor yang lain pada tahun 2022. Aada beberapa faktor yang mengakibatkan penurunan rata-rata saham sektor teknologi. "Sentimen negatif ini lagi
carry forward ke tahun 2023 dan ini translasi ke penurunan harga sektor teknologi dan penurunan rata-rata emiten yang berada di sektor tersebut," kata Arjun kepada Kontan.co.id, Kamis (12/1).
Adapun, faktor ketidakpastian dari makroekonomi global turut mempengaruhi penurunan index dan mayoritas sektor termasuk sektor teknologi.Arjun menambahkan, kondisi pasar saham sedang
volatile akibat beberapa bank sentral dunia yang memproyeksikan di tahun 2023 akan terjadi resesi.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.629 Hari Ini (12/1), MDKA, ADRO, UNVR Paling Banyak Net Buy Asing Sentimen negatif ini membuat investor lebih milih aset
safe haven dibandingkan dengan aset yang lebih berisiko seperti saham. Salah satu indikasinya adalah harga emas terus naik sejak awal tahun. Sentimen dari Federal Reserve yang bernada
hawkish membuat investor lebih milih produk investasi yang dianggap lebih aman seperti obligasi dan emas dibandingkan saham. Menurut Arjun saham-saham teknologi masih kurang kondusif untuk dikoleksi saat ini. Emiten sektor teknologi kelas kakap yang meliputi lebih dari 85% sektor tersebut seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (
GOTO) dan PT Global Digital Niaga Tbk (
BELI) masih mengalami kerugian berdasarkan laporan keuangan mereka. "GOTO mengalami peningkatan kerugian secara tahunan. Sedangkan berdasarkan prospektus BELI kinerja keuangan negatif secara konsisten. Sementara PT Bukalapak.com Tbk (
BUKA) mencatat laba bersih yang positif pada kuartal ketiga 2022 karena
unrealized gain dari investasi," tutur Arjun.
Baca Juga: BRI Danareksa Yakin GOTO Bisa Capai Margin Kontribusi Positif di Q3-2023 Arjun mengatakan mayoritas saham
big caps di sektor teknologi masih berada di
downtrend. Sehingga emiten teknologi kurang kondusif untuk dikoleksi saat ini. Saham-saham teknologi masih memiliki potensi untuk
rebound meski juga memiliki banyak tantangan. Menurut Arjun perlu ada katalis positif untuk mendorong sektor teknologi, termasuk kinerja fundamental. Sementara, Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menyoroti sektor digital menjadi salah satu sektor yang terpukul paling berat dengan adanya tren kenaikan suku bunga beberapa bulan terakhir. Kenaikan suku bunga membuat akses emiten teknologi untuk mendapatkan dana murah menjadi terhambat. Potensi perlambatan ekonomi juga bisa menjadi kendala yang perlu diantisipasi.
Baca Juga: Gelombang PHK Perusahaan Teknologi Global Diprediksi Makin Besar Tahun Ini Pandhu melihat dari kinerja operasional seharusnya untuk jangka panjang emiten yang bergerak di teknologi masih cenderung positif. Namun, karena profitabilitas masing-masing masih relatif lemah, maka mayoritas investor belum terlalu berani untuk menaruh investasinya ke sektor teknologi. "Lebih baik menunggu hingga perbaikan kinerja benar-benar terlihat dulu. Sementara untuk
trading jangka pendek memanfaatkan potensi
rebound karena rata-rata sudah mengalami koreksi yang signifikan," ujar Pandu. Arjun mengatakan dari beberapa emiten yang berada di sektor teknologi hanya merekomendasikan saham EMTK dengan target harga Rp 1.190 per saham dengan harga
support Rp 980 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati