JAKARTA. Menjelang pertemuan FOMC, rupiah ambles menembus Rp 14.000 per dollar AS. Beban utama tetap datang dari sentimen eksternal. Di pasar spot, Senin (14/12), rupiah melemah 0,93% ke level Rp 14.123 per dollar AS. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia memperlihatkan, rupiah melorot 1,0% menuju Rp 14.076 per dollar AS. Trian Fathria, Research and Analyst Divisi Tresuri Bank BNI menuturkan, ada tiga faktor yang menampar rupiah. Pertama, penantian pasar terhadap pertemuan FOMC yang sudah di depan mata. Ketakutan akan potensi kenaikan suku bunga The Fed menjadi pemicu koreksi valuta global terhadap dollar AS.
"Kedua, tekanan dari harga minyak yang anjlok," kata Trian. Sebagai negara yang masih bergantung pada komoditas, kemerosotan harga minyak membebani posisi rupiah. Terakhir, depresiasi yuan sejak awal Desember 2015. Ketika yuan terus menukik, mata uang regional Asia pun terkena imbasnya.