KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) perlu tahu, hari ini Jumat 4 November 2022 adalah hari terakhir untuk pembelian saham perdana atau
initial public offering (IPO) sejumlah calon emiten. Lalu apa rekomendasi analis terhadap saham IPO tersebut? Seperti diketahui, sejumlah emiten telah melakukan penawaran umum saham IPO sejak beberapa hari ini. Penawaran umum IPO saham tersebut akan berakhir hari ini, 4/11/2022. Penawaran umum adalah periode untuk pemesanan saham IPO. Pada periode ini, investor bisa membeli atau memesan saham IPO yang ingin dijadikan portofolio investasi.
Daftar IPO saham yang memasuki hari terakhir penawaran umum adalah
- IPO saham BELI dari Blibli atau PT Global Digital Niaga Tbk
- IPO saham PRAY dari PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk
- IPO saham MKTR dari PT Menthobi Karyatama Raya Tbk
- IPO saham CBUT dari PT Citra Borneo Utama Tbk
- IPO saham OMED dari PT Jayamas Medica Industri Tbk
- IPO saham BSBK dari PT Wulandari Bangun Laksana Tbk.
Baca Juga: OJK Mengantongi 99 Rencana Penawaran Umum, 61 Perusahaan Antre IPO Menrinya, dari daftar IPO saham itu, beberapa calon emiten menetapkan harga di batas kiri, paling rendah atau mendekati level terendah kisaran awal harga IPO. Mereka adalah IPO saham
PRAY,
MKTR, dan
BELI. PRAY menetapkan harga di Rp 900 dari rentang harga
book building Rp 900-Rp 950. Lalu MKTR menetapkan harga Rp 120 dari rentang harga
book building Rp 100-Rp 150, dan BELI yang menetapkan harga di Rp 450 dari rentang harga
book building Rp 410-Rp 460. Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mencermati, harga di batas kiri tidak berarti sepi peminat. "Justru membuka peluang harganya menguat pada awal perdagangan," ujar dia kepada Kontan.co.id, Rabu (2/11). Di sisi lain, Wawan melihat bahwa kenaikan IHSG sejak awal tahun menandakan minat investasi masyarakat tetap tinggi. Apalagi aktivitas masyarakat telah dibuka sehingga memberi harapan pertumbuhan ekonomi. Financial Expert Ajaib Sekuritas M. Julian Fadli menambahkan, harga penetapan tersebut juga terbilang wajar berada di posisi kiri. "Ini melihat saham-saham yang akan melaksanakan IPO lebih dari lima perusahaan dalam waktu berdekatan," kata dia. Julian mencermati, berdasarkan pada
price to sales ratio (P/S), harga IPO saham PRAY dan MKTR menarik untuk diamati lantaran lebih murah dibandingkan industrinya. P/S PRAY berada di level 0,14 kali. Sementara rata-rata di industri yang sama ada pada level 3,7 kali. Serupa, P/S MKTR di level 0,58 kali dibandingkan rata-rata industri ada pada level 1,01 kali. "Hal ini mengindikasikan harga emiten-emiten tersebut lebih murah dan menarik dicermati," ujar Julian. Lebih jauh, dari sisi kinerja keuangan PRAY pada kinerja tahunan 2021 memiliki laba bersih yang bertumbuh positif dengan pertumbuhan 15% secara tahunan. Sementara MKTR juga berhasil mencatatkan laba bersih setelah tahun sebelumnya membukukan rugi bersih. "Kami menyarankan untuk investor atau
trader yang ingin berinvestasi pada saham IPO, harus lebih jeli dan detail lagi dalam menganalisanya dan mencermati
timing atau waktu yang tepat ketika entry dan/atau ketika exit," katanya. Sementara untuk IPO saham BELI, Julian berpandangan secara prospek memang positif. Terlebih, per 31 Desember 2021, menurut Frost & Sullivan, Blibli.com menduduki peringkat No 1 dalam kategori makanan segar dan
consumer electronics dalam omnichannel B2C, dan peringkat No 2 dalam otomotif dan B2B, di antara pelaku
e-commerce terkemuka di Indonesia. Secara prospek IPO saham BELI memiliki dukungan dari kekuatan grup yang besar sehingga berpotensi untuk memiliki prospek fundamental yang baik secara tren jangka panjang. BELI didukung oleh GDP Venture yang merupakan modal venture Grup Djarum. Meski demikian, BELI masih mencatatkan kinerja yang negatif. Tercermin pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif yang masih membukukan rugi Rp 3,35 triliun, cenderung meningkat dari tahun sebelumnya dengan rugi Rp 2,41 triliun.
Wawan melanjutkan, apabila berkaca dari pendahulunya yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemungkinan akan ada volatilitas. Apalagi jika terjadi perubahan ekspektasi. "Karena yang dijual BELI ini ekspektasi pertumbuhan, sementara dari profitabilitas belum bisa diharapkan dari bisnis intinya," pungkas Wawan. Itulah rekomendasi saham IPO yang memasuki batas akhir masa penawaran umum hari ini. Ingat disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto