KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor Indodax masih harus bersabar untuk melihat nasib asetnya. Manajemen Indodax masih butuh beberapa hari untuk menutup celah peretasan sebelum dibuka kembali untuk investor. Indodax, perusahaan berbasis teknologi di bidang blockchain dan aset kripto yang memperjualbelikan Bitcoin dan mata uang kripto lainnya masih belum bisa diakses investor pada Sabtu (14/9) pagi. Manajemen Indodax berjanji akan menanggung kerugian akibat kasus pembobolan ini. William Sutanto, Co-founder dan Chief Technology Officer Indodax dalam akun media sosial X (Twiiter) menyatakan telah menemukan exploit celah keamanan yang digunakan attacker. Oleh karena itu, tim Indodax harus melakukan remediasi untuk menutup celah tersebut.
Indodax juga menggandeng world-lcas cybersecurity consulting untuk melakukan audit intensif guna memastikan tidak ada lagi exploit atau backdoor di dalam sistem. Setelah hal ini bisa dikonfirmasi, Indodax segera membuka akses platform kepada publik. "Kami ingin memastikan aset member tetap aman dan tidak ada insiden serupa" tulis William, Jumat 13 September 2024. Oleh karena itu, William menegaskan, sistem Indodax akan normal kembali dalam beberapa hari ke depan. Setelah semua maintenance selesai, aset investor bisa ditradingkan atau dikirim seperti biasanya. "Saldo aset member baik rupiah ataupun kripto akan sama persis seperti sebelum maintenance," jelas William.
Baca Juga: Cara Buat & Bayar Paspor 2024 Online Di ATM BCA, Cover Paspor Baru Warna Merah Diberitakan sebelumnya, Indodax mengalami gangguan sejak Rabu 11 September 2024. Awalnya, manajemen Indodax mengumumkan adanya maintenance mulai pukul 10.00 WIB Rabu (11/9). Maintenance berlangsung pada sistem stake. Dikutip dari website resmi Indodax,
staking maintenance untuk meningkatkan performa layanan staking, sehingga nantinya aktivitas staking lebih mudah dan lancar. Tak lama kemudian, muncul kabar Indodax mengalami serangkaian transaksi mencurigakan yang ternyata adalah peretasan. Hal ini diungkap oleh perusahaan keamanan Web3, Cyvers Alerts, di akun X-nya. Berdasarkan unggahan Cyvers Alerts, terdapat alamat yang dilaporkan memegang aset senilai sekitar US$ 14,4 juta yang kemudian ditukarkan menjadi Ether (ETH). Tak lama berselang, lebih dari 150 transaksi mencurigakan lainnya sehingga saat ini total kerugian akibat peretasan diperkirakan mencapai US$ 18,2 juta. CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, tim internal Indodax menemukan potensi indikasi keamanan pada platform. Saat ini pihaknya sedang melakukan pemeliharaan menyeluruh untuk memastikan seluruh sistem beroperasi dengan baik. Selama proses pemeliharaan ini, platform web dan aplikasi Indodax sementara tidak dapat diakses. "Indodax sedang menginvestigasi untuk memastikan aman, tetapi yang pasti dana member aman 100% baik kripto maupun rupiah saat ini," ujarnya saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Rabu (11/9). Hal senada juga disampaikan manajemen Indodax dalam website resmi. Berikut pernyataan manajemen Indodax terkait serangan hacker:
Kami ingin menginformasikan bahwa team security kami menemukan potensi indikasi keamanan pada platform kami. Saat ini, kami sedang melakukan pemeliharaan menyeluruh untuk memastikan seluruh sistem beroperasi dengan baik. Selama proses pemeliharaan ini, platform web dan aplikasi INDODAX sementara tidak dapat diakses. Namun jangan khawatir, dapat kami pastikan bahwa saldo Anda tetap 100% aman, baik secara kripto maupun Rupiah. Kami berterima kasih atas kesabaran dan kepercayaan yang telah Anda berikan. Proses ini kami lakukan demi menjaga keamanan dan kenyamanan transaksi Anda. Kami akan segera memberikan pembaruan informasi lanjutan setelah investigasi selesai dilakukan. Salam, INDODAX – Indonesia Bitcoin & Crypto Exchange Baca Juga: Cara Mudah & Syarat Pengajuan KUR BRI Online, Kuota KUR 2024 Sisa Rp 84,4 T Serangan hacker di Indodax dilaporkan ke Kominfo Ketua Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Pandu Sjahrir mengatakan pihaknya telah melaporkan dugaan peretasan tersebut ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Pandu juga mengatakan bahwa manajemen Indodax telah melakukan pengelolaan dengan baik terkait adanya dugaan peretasan tersebut. Dia bilang Indodax akan mengirimkan pesan langsung kepada para pengguna terkait perkembangan selanjutnya. “Indodax nanti bakal menyampaikan secara penuh, tetapi katanya Indodax per 1 jam yang lalu sudah di-
managed well, nanti akan ada pesan langsung dari mereka dari sisi jumlah yang kena,” kata Pandu saat menghadiri acara konferensi pers di Kemenkominfo, Rabu (11/9). Pandu menyampaikan Indodax menyebut 100% dari sisi pengguna Indodax aman. Dia menerangkan pihaknya akan mengikuti perkembangan selanjutnya secara intens. Melihat kejadian tersebut, Pandu menyebut bahwa cyber security menjadi hal yang begitu penting untuk diprioritaskan, tak terkecuali bagi platform kripto. "Sebab, efeknya sudah menyeluruh. Bukan hanya untuk crypto, tetapi keseharian juga,” ungkap Pandu. Indodax berdiri sejak tahun 2014. Indodax melayani lebih dari 4,3 juta member terdaftar dan terverifikasi. Indodax juga telah terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) serta merupakan perusahaan marketplace aset kripto pertama di Indonesia yang mendapatkan dua sertifikasi internasional sekaligus pada tahun 2019, yaitu ISO 9001:2015 dan 27001:2013.
Kemudian, pada Juli 2021, Indodax kembali mendapatkan satu sertifikasi internasional, yaitu ISO 27017:2015. Dengan demikian Indodax telah memiliki 3 sertifikat ISO. Dengan pengakuan pemerintah Indonesia dan standarisasi internasional yang didapatkan, hal ini menjadikan Indodax sebagai perusahaan penyedia platform investasi aset kripto yang terpercaya.
Baca Juga: Sila Pilih, Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Di ATM BCA, BNI, BRI, Mandiri, CIMB, Permata Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto