Hari mengawali usaha lanskap dari kegemaran bercocok tanam



Mengenyam bangku kuliah Jurusan Arsitektur Landscape ITB, Hari Harjanto kemudian membuka usaha jasa lanskap dengan bendera Wongtani Landscape pada 2008. Pelanggannya sebagian besar adalah perseorangan. Tapi, sesekali dia mendapat klien dari perusahaan kelas kakap. Sekarang, omzetnya bisa mencapai Rp 300 juta per bulan. Tanaman tidak pernah lepas dari hidup Hari Harjanto, pemilik Wongtani Landscape. Sebelum memulai usaha jasa lanskap pada 2008, ia sudah mengembangkan bisnis tanaman. "Namun pada tahun 1998, saat krisis moneter, bisnis tanaman ambruk," kata Hari.Setelah bisnis tanaman hiasnya gulung tikar, alumni Teknik Arsitektur Landscape Institute Teknologi Bandung (ITB) ini memulai lagi usaha di bidang tanaman ada 2005 selepas lulus kuliah. Hari memulai usaha dengan melakukan pembibitan tanaman hias.Tak mau ilmu yang ia dapat selama di bangku kuliah terbuang sia-sia, setelah usahanya berkembang, Hari mengajak beberapa teman bergabung dalam bisnis pembuatan taman. Bersama tiga kawannya ia mendirikan Wongtani Landscape.Hari yang hobi bercocok tanam bercerita, saat pertama Wongtani Landscape lahir, proyek pertama yang dia kerjakan adalah pembuatan taman di daerah Grogol, Jakarta Barat. "Usaha terus berkembang, sampai saya bisa mendapat proyek lanskap dari Pertamina," ujarnya.Jumlah koleksi tanaman yang ada di kebun pembibitan milik Wongtani Landscape di daerah Depok, Jawa Barat bertambah. Dulu, Hari hanya punya beberapa tanaman yang ia peroleh dengan menitip teman yang pergi ke luar negeri. Sekarang, jumlahnya puluhan.Harga bibit tanaman yang Hari dapat dari luar negeri berkisar antara Rp 200.000 per bibit. Ia mengaku, banyak mendapatkan bibit tanaman hias dari Thailand.Di kebunnya, Hari memiliki lebih dari 50 jenis tanaman dengan jumlah total mencapai 40.000 hingga 50.000 bibit. Walaupun memiliki nursery sendiri, ia masih berharap banyak dari para kelompok tani yang membudidayakan aneka tanaman hias. "Semakin banyak yang jual tanaman hias, kita tidak khawatir kekurangan stok tanaman hias," ungkap dia.Wongtani Landscape menawarkan jasa desain dan konstruksi. Konsumen yang hanya menginginkan desain, akan mendapat gambar desain taman lengkap dengan rencana anggaran biaya (RAB). Untuk jasa ini, Hari mematok biaya sebesar 5% dari total RAB. Sedangkan, konsumen yang menginginkan jasa konstruksi akan mendapat desain sampai pembuatan taman hingga selesai. Sampai kini, pelanggan yang menggunakan jasa Wongtani Landscape sebagian besar adalah klien perseorangan atau rumahtangga. "Sebanyak 70% rumah tangga, dan sisanya perusahaan," katanya.

Hari mengatakan, untuk memulai usaha jasa lanskap faktor terpenting yang harus menjadi perhatian yaitu, soal suara, aroma, dan penglihatan. Faktor suara berasal dari gemericik air, aroma dari wangi bunga, dan penglihatan dari desain penataan taman.Menurut Hari, akan menjadi kebahagiaan tersendiri jika tiga faktor tersebut bisa menyatu dalam taman yang ia buat. Tapi, sampai hari ini, Hari masih kesulitan menemukan sumber daya manusia yang terampil dalam usaha lanskap. "Susah mendapatkan tenaga terampil untuk menanam sesuai dengan desain yang ditetapkan," ungkapnya.Padahal, Hari menambahkan, untuk membuat satu taman dengan ukuran 25 meter persegi (m²), butuh sedikitnya dua pekerja yang andal dengan waktu pengerjaan tiga hari. Untuk menjadi penyedia jasa landscape profesional, Hari bilang, perlu pendidikan di bangku kuliah. "Memang, ada juga yang belajar otodidak, seperti yang di pinggir jalan, tapi belum profesional," katanya.Untuk menjadi penyedia jasa lanskap profesional, setidaknya ada empat hal yang perlu diketahui. Pertama, mengetahui sifat tanaman dan bagaimana pembudidayaannya; kedua, paham dan mampu membuat desain yang berkualitas; ketiga, memiliki institusi yang mampu bekerja sebagai tim, keempat, harus mampu menjelaskan kepada konsumen tentang hasil karya yang dibuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi