KONTAN.CO.ID - Selain semboyan, ada satu lagi pninggalan KI Hajar Dewantara yang bisa dilihat bahkan dikunjungi oleh masyarakat hingga saat ini. Tempat tersebut adalah Taman Siswa yang merupakan sekolah yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara. Sang pahlawan pendidikan ini mendirikan sekolah dengan tujuan agar anak-anak bangsa Indonesia dapat mengenyam pendidikan. Ki Hajar Dewantara berkeyakinan jika pendidikan adalah alat mobilisasi politik dan sekaligus sebagai penyejahtera umat.
Merealisasikan sekolah Taman Siswa
Untuk membuat sistem pendidikan yang berbeda dari pengajaran kolonial, metode yang dipakai perlu diubah. Yang awalnya menggunakan metode sistem pendidikan “perintah dan sanksi atau hukuman” diubah menjadi pendidikan pamong. Pendidikan kolonial didasarkan pada diskriminasi rasial yang di dalamnya sudah terdapat pemahaman kepada anak-anak bumiputra yang menderita inferioritas. Kondisi seperti ini harus diubah dari pendidikan model ”perintah dan sanksi”. Meskipun pemerintah kolonial sendiri telah menggunakan istilah santun “mengadabkan" bumiputera, tetapi dalam praktiknya cara kolonial yang tidak manusiawi tetap berjalan. KI Hajar Dewantara kemudian membuat wadah “Nationaal Onderwijs Taman Siswa”, sebuah pendidikan nasional dengan gagasan yang sudah mencakup seluruh bangsa Indonesia. Baca Juga: Mengenal Kedudukan UUD 1945 sebagai Dasar Hukum Tertinggi di Indonesia Menurutnya pendidikan yang mengena kepada bangsa Timur adalah pendidikan humanis, kerakyatan, dan kebangsaan yang mengarahkannya kepada politik pembebasan atau kemerdekaan. Model pendidikan yang yang humanis ini diperoleh dengan menggabungkan model sekolah Maria Montessori di Italia dan Rabindranath Tagore di India. Ki Hajar Dewantara menyebutkan bahwa dua sistem pendidikan yang dilakukan dua tokoh pendidik ini sangat cocok untuk sistem pendidikan bumiputera.3 Semboyan Ki Hajar Dewatara
Untuk mengadaptasi dua sistem pendidikan itu Ki Hajar Dewantara menemukan istilah yang harus dipatuhi dan menjadi karakter. Istilah tersebut dinamai dengan Patrap Guru, atau tingkah laku guru agar menjadi panutan tidak hanya untuk murid tetapi juga untuk masyarakat. Hal ini kemudian menjadi menjadi pegangan utama pahlawan pendidikan ini dalam menciptakan 3 semboyan yang sangat terkenal, yaitu:- Ing ngarsa sung tulada: Di muka memberi contoh
- Ing madya mangun karsa: Di tengah membangun cita-cita
- Tut wuri handayani: Mengikuti dan mendukungnya
- Taman Indria (Taman Kanak-kanak)
- Taman Muda (SD)
- Taman Dewasa (SMP)
- Taman Madya (SMA)
- Taman Guru (Sarjana Wiyata)