KONTAN.CO.ID - Hari Skizofrenia Sedunia diperingati setiap tanggal 24 Mei. Nasional di Perancis, untuk menghormati dr. Philippe Pinel, tokoh yang menggagas perawatan dan pengobatan penyakit mental. Penyakit skizofrenia adalah gangguan psikotik atau kejiwaan yang menyebabkan penderitanya kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Gejala skizofrenia pada umumnya kesulitan dalam membedakan kenyataan dengan khayalan. Peringatan Hari Skizofrenia Sedunia sekaligus menjadi ajang penghapusan stigma dan diskriminasi yang masih sering menimpa penderita penyakit ini.
Apa itu skizofrenia?
Skizofrenia adalah gangguan psikotik atau kejiwaan yang menyebabkan penderitanya kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Skizofrenia dapat mempengaruhi fungsi otak, emosi, motorik, dan perilaku. Individu dengan skizofrenia juga menunjukkan adanya ketidaksesuaian dalam hal afeksi, misalnya tertawa pada stimulus yang tidak tepat dan lain sebagainya. Dikutip dari laman Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Tengah, hal inilah yang menyebabkan skizofrenia termasuk dalam gangguan mental berat. Baca Juga: Ratusan Ribu Jemaah Haji 2024 Sudah Lulus Istitha'ah Kesehatan Kesehatan, Apa Itu?Penyebab skizofrenia
Belum diketahui secara pasti apa penyebab skizofrenia. Namun, beberapa faktor yang diketahui dapat memicu terjadinya skizofrenia adalah sebagai berikut: 1. Faktor genetik dan lingkungan Gangguan skizofrenia dapat dipicu oleh faktor genetik atau keturunan. Apabila terdapat salah satu keluarga inti yang terkena gangguan ini, maka orang tersebut berisiko tinggi mengalami hal serupa. Selain itu, faktor lingkungan seperti infeksi virus atau kekurangan nutrisi saat di kandungan, juga hidup di lingkungan yang penuh tekanan sehingga mengalami stres berat dapat memicu seseorang mengidap skizofrenia. Baca Juga: Kehilangan Minat dan Sulit Merasa Bahagia? Yuk, Ketahui Apa Itu Anhedonia 2. Perbedaan struktur otak Meski tidak diketahui secara pasti apa penyebab skizofrenia, namun terdapat dugaan bahwa gangguan kejiwaan ini berkaitan dengan perbedaan struktur otak. 3. Masalah keseimbangan kimia di otak Kemudian juga diyakini bahwa ketidakseimbangan kadar zat kimia dalam otak yang bernama dopamin dan glutamat dapat memicu skizofrenia. 4. Penggunaan obat-obatan tertentu Skizofrenia juga bisa disebabkan oleh penyalahgunaan obat-obatan terlarang seperti narkotika. Baca Juga: Penyebab Skizofrenia, Ciri-Ciri, dan Cara Mencegah SkizofreniaGejala skizofrenia
Gejala awal skizofrenia pada umumnya muncul di masa remaja. Untuk pria, gejala awal skizofrenia ini biasanya muncul di usia 15–30 tahun. Sementara itu, pada wanita bisa muncul pada usia 25–30 tahun. Dikutip dari laman Puskesmas Kraton, adapun gejala awal skizofrenia yang perlu diwaspadai yaitu :- Mudah menjadi marah dan depresi
- Cenderung mengasingkan diri dari lingkungan sekitar orang lain
- Terjadinya perubahan pola tidur
- Kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolah
- Kurang konsentrasi dan motivasi
- Halusinasi: perasaan mengalami sesuatu yang terasa nyata, namun sebenarnya perasaan itu hanya ada di pikiran penderitanya
- Delusi atau waham: meyakini sesuatu yang bertolak belakang dengan kenyataan. Gejalanya beragam, seperti merasa diawasi, diikuti. Sebagian besar penderita skizofrenia mengalami gejala ini dan penderita cenderung memiliki pikiran paranoid
- Kacau dalam berpikir dan berbicara: gejala skizofrenia ini dapat diketahui dari kesulitan penderita dalam berbicara. Penderita skizofrenia sulit berkonsentrasi serta berkomunikasi juga membingungkan, sehingga sulit dimengerti oleh lawan bicaranya
- Perilaku kacau: perilaku penderita skizofrenia sulit diprediksi. Secara tidak terduga, penderita dapat tiba-tiba berteriak dan marah tanpa alasan.
- Respons emosional yang ganjil, seperti ekspresi wajah dan nada bicara yang tidak berubah (monoton)
- Sulit untuk merasa senang atau puas
- Enggan bersosialisasi dan lebih memilih berdiam di rumah
- Kehilangan minat dan motivasi pada berbagai aktivitas, seperti menjalin hubungan atau berhubungan seks
- Pola tidur yang berubah
- Tidak nyaman berada dekat orang lain, dan tidak mau memulai percakapan
- Tidak peduli pada penampilan dan kebersihan diri.