JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bergerak positif pada transaksi hari terakhir sebelum libur Lebaran, Jumat (1/7). Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.15 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,44% menjadi 5.039,72. Jumlah saham yang melaju mencapai 90 saham. Sementara, ada 59 saham yang tertekan dan 82 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 820,735 juta dengan nilai transaksi sebesar Rp 485,482 miliar.
Secara sektoral, ada sembilan sektor yang melaju. Adapun tiga sektor dengan kenaikan terbesar antara lain: sektor infrastruktur naik 0,85%, sektor pertambangan naik 0,81%, dan sektor keuangan naik 0,72%. Saham-saham indeks LQ 45 yang menghuni posisi
top gainers antara lain: PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 2,94% menjadi Rp 875, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) naik 1,63% menjadi Rp 625, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 0,94% menjadi Rp 13.450. Sedangkan di posisi
top losers indeks LQ 45 dihuni oleh: PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) turun 1,01% menjadi Rp 2.930, PT Siloam International Tbk (SILO) turun 0,86% menjadi Rp 11.500, dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) turun 0,78% menjadi Rp 2.530. Bursa Asia masih sumringah Pergerakan positif IHSG menyusul langkah bursa Asia pada pagi ini. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 10.06 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific melaju 0,3%. Sementara itu, seperti yang dikutip dari CNBC, indeks ASX 200 Australia melaju 0,7% yang didukung dengan kenaikan seluruh sektor. Di Jepang, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,77% dan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,79%.
Sedangkan pasar saham Hong Kong dan Thailand tidak beroperasi karena libur nasional. Kenaikan pasar saham Asia pagi ini seiring meredanya kecemasan pelaku pasar mengenai Brexit. Investor juga meyakini, bank sentral global akan mencegah penurunan pasar saham akibat Brexit melalui intervensi. Aksi bersama bank sentral global diyakini dapat membantu memulihkan kepercayaan market yang sempat tertekan selama dua hari pasca pengumuman hasil referendum Inggris. Kondisi itu pula yang menyebabkan nilai tukar poundsterling anjlok. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie