Harley-Davidson mulai tergilas perang dagang



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Dampak perang dagang kian meresahkan para pebisnis dunia. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak hanya berseteru dengan China tapi juga dengan Uni Eropa (UE) dalam upaya menurunkan defisit dagang AS dengan kawasan Eropa.

Kondisi tersebut membuat produsen sepeda motor asal AS, Harley-Davidson Inc berencana merelokasi pusat produksinya keluar AS. Tujuannya adalah agar terhindar dari tarif impor yang diterapkan UE atas produk dari AS.

Trump lewat cuitannya di Twitter mengatakan, dirinya terkejut bahwa Harley-Davidson dari semua perusahaan AS akan menjadi yang pertama mengibarkan bendera putih. "Saya bekerja keras untuk mereka dan pada akhirnya nanti mereka tidak akan membayar tarif ketika akan menjual produk ke Uni Eropa . Pajak hanya jadi alasan Harley. Bersabarlah!" ujar Trump dalam cuitan di akun resmi Twitter miliknya.


Harley menyatakan, penatapan tarif masuk ke UE merupakan balasan bagi AS yang menerapkan impor baja dan aluminium untuk produk dari UE. "Untuk mengatasi biaya yang substansial dan beban tarif untuk jangka panjang, kami berencana untuk memindahkan produksi untuk pasar UE ke luar AS agar terhindar dari beban tarif itu," ujar manajemen Harley seperti dikutip Bloomberg.

Berita tersebut membuat saham Harley turun 6% dan menjadi penurunan terbesar dalam hampir lima bulan terakhir. Sejak awal tahun saham Harley telah terpangkas 18%.

Sekadar tahu, tarif impor dari UE hanyalah pukulan terbaru lain yang dihadapi Harley pada kebijakan perdagangan Trump. Setahun setelah Trump menarik AS dari kesepakatan perdagangan 12 negara Trans–Pasifik pada Januari 2017, Harley harus mengumumkan akan tutup pabriknya di Kansas City, Missouri, dan mengonsolidasikan produksi di York, Pennsylvania. Akibat penutupan pabrik ini menghilangkan sekitar 260 pekerjaan.

Paul Ryan, politikus dari Partai Republik yang merupakan oposisi Trump berpendapat, pengumuman Harley menjadi bukti bahwa kebijakan perdagangan yang dijalankan Trump saat ini merugikan. "Ini adalah bukti bahaya dari tarif unilateral, " ujar AshLee Strong, Jurubicara Ryan.

Menurut Ryan, seharusnya cara terbaik untuk membantu para pekerja, para konsumen, dan produsen di Amerika adalah dengan membuka pasar baru untuk mereka, bukan untuk meningkatkan hambatan bagi pasar domestik.

Editor: Wahyu T.Rahmawati