Hartadinata genjot ekspansi gerai di luar Jawa



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) menyiapkan sejumlah rencana ekspansi pada tahun ini. Pemilik gerai ritel emas ini berencana menambah hingga 100 gerai sampai akhir 2018.

Saat ini, perusahaan telah memiliki 22 gerai di seluruh Indonesia. Jumlah gerai HRTA jauh lebih besar dibandingkan sebelum perusahaan melantai di BEI pada 21 Juni 2017. Sebelumnya, Hartadinata hanay memiliki tujuh gerai.

Adapun, hingga 2019 mendatang, HRTA berencana membuka sekitar 200 gerai di seluruh Indonesia dengan pendanaan sebesar Rp 300 miliar hingga Rp 400 miliar.


Sandra Sunanto, Direktur Utama HRTA mengatakan, untuk membuka satu gerai toko emas skala menengah, HRTA membutuhkan investasi sebesar Rp 3 miliar, sementara untuk gerai toko menengah ke atas memerlukan Rp 20 miliar. "Kami fokus membesarkan ritel kami karena turn over ritel lebih besar," kata Sandra saat berkunjung ke KONTAN, Kamis (15/3).

Ia mengatakan, margin mengelola ritel sendiri berkisar 15%-20%, sementara jika menjual kepada wholeseller, margin perusahaan hanya 9%-10%.

Saat ini, HRTA juga fokus mengembangkan pasar baru di luar Pulau Jawa. Wilayah yang dibidik seperti Sumatra dan Madura. Pada Oktober lalu, perusahaan bekerja sama dengan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) juga telah membuka gerai di beberapa wilayah, seperti Makassar.

Saat ini, gerai milik perusahaan yang ada di luar pulau Jawa hanya berlokasi di Batam. Dalam waktu dekat, perusahaan akan menambah satu gerai lagi di wilayah Batam dan dua gerai di Madura.

Berbeda dengan ritel-ritel lain, Sandra mengatakan, di setiap wilayah, perilaku pembeli berbeda-beda. Sehingga saat ini, perusahaan banyak melakukan studi pasar terlebih dahulu sebelum ekspansi ke wilayah-wilayah di seluruh Indonesia.

Saat ini, kontribusi dari gerai ritel HRTA memang belum besar yakni masih 10%, sementara sisanya masih disumbang dari penjualan secara wholesale. Ke depan, HRTA berharap bisa menambah kontribusi dari ritel.

Adapun, total produksi emas HRTA saat ini sebesar 700 kg per bulan dari kapasitas produksi sebesar 2.500 kg per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini