Hartadinata (HRTA) bidik penjualan tumbuh hingga 15% di tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan perhiasan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) memproyeksikan pertumbuhan penjualan perusahaan tahun ini bisa mencapai 10%-15%. Target tersebut, didukung proyeksi Kementerian Perindustrian (Kemperin) bahwa industri perhiasan 2019 bisa tumbuh hingga 5%.

Sekretaris Perusahaan HRTA Abadi Mohammad Ath Thoriz mengatakan, untuk mencapai target tersebut perusahaan itu bakal terus konsisten memperluas pemasaran ke pangsa pasar baru. Tujuan utamanya seperti Pulau Sumatra, Jawa Timur, Sulawesi dan Kalimantan.

"Bisnis perhiasan emas agak berbeda dengan persona accesories lainnya. Ini karena, dia punya fungsi proxy saving, selain perhiasan non gold," kata Abadi kepada Kontan.co.id, Senin (21/1).


Terkait tren kenaikan harga emas, menurut Thoriq tidak akan berdampak signifikan terhadap prospek pendapatan emiten itu ke depan. Meskipun perlu diakui, secara volume permintaan perhiasan akan menurun jika harga menjadi pemberat penjualan.

"Tapi, kalau kenaikannya masih dalam harga wajar, itu tidak terlalu berpengaruh. Jadi lebih ke daya beli," ungkapnya.

Selain itu, HRTA berencana untuk membuka 20 gerai baru di tahun ini. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan capaian 2018, di mana perusahaan sudah membuka 22 gerai baru. Sayangnya, capaian 2018 lebih rendah dibandingkan target awal perusahaan itu untuk membuka 50 gerai baru.

"Ini karena pendanaannya, tahun lalu kami tidak jadi keluarkan instrumen utang, karena pasar utangnya lagi kurang kondusif," ujarnya.

Untuk 2019, dana yang dibutuhkan untuk membangun 20 gerai baru mencapai Rp 75 miliar-Rp 100 miliar. Di mana, toko ACC, Celine dan Claudia memiliki nilai yang berbeda.

Perusahaan yang saat ini memiliki 33 toko perhiasan tersebut, berencana akan mencari pendanaan lewat perbankan, demi memenuhi kebutuhan pendanaan 2019. "Kami rencanakan penambahan pinjaman, karena structure capital-nya masih kurang leverage, deb to equity kita masih di kisaran 30%," ujarnya.

Thoriq mengungkapkan, target produksi HRTA di 2019 sekitar 700 kilogram (kg)-800 kilogram (kg) per bulan, seperti 2018. Sedangkan pangsa pasar yang masih dijagokan untuk 2019 masih di pulau Jawa.

"Ada juga toko toko baru yang penjualannya bagus di Batam Sumatera. Banyak juga toko di Sumatra yang dipasok wholesale dari Jawa," paparnya.

Dari total 33 gerai yang dimiliki HRTA saat ini, 28 gerai berada di Jawa dan sisanya yakni lima gerai berada di luar Jawa. Perusahaan itu juga belum berencana untuk membidik pasar di luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi