KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hartadinata Abadi Tbk (
HRTA) telah merealisasikan pembukaan 67 gerai ACC baru hingga Oktober 2021, di luar dari 800 lebih toko ritel yang bekerjasama di seluruh Indonesia. Targetnya, hingga 2022 perusahaan bakal memiliki 100 toko perhiasan. Selain itu, Hartadinata juga telah membuka 66 unit gadai emas yang menjangkau area Jawa Barat, Jawa Timur, NTT dan NTB. "Mengingat kondisi pandemi yang masih berlangsung, kami masih lebih selektif lagi dalam menjalankan ekspansi gerai di tahun ini. hingga akhir tahun 2021, kami berencana akan menambah 3 gerai toko ACC," ujar Sandra Sunanto, CEO Hartadinata Abadi saat dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (6/11).
Mengenai produk baru yang diluncurkan, Sandra bilang, belum lama ini Hartadinata bersinergi dengan PT Logam Mulia Tbk (ANTM) melalui anak usahanya, menghadirkan dua produk emas inovasi hasil anak bangsa, yaitu EmasKITA dan Kencana. Adapun produk EmasKITA atau Emas Kecil Investasi Terpercaya dan Aman merupakan logam mulia mikro (99,99%) pecahan 0,1 gram dan 0,25 gram yang dirancang khusus untuk dapat dijangkau seluruh kalangan masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Hartadinata (HRTA) meraih fasilitas kredit Rp 350 miliar Lalu, produk Kencana atau Keindahan Terpercaya dan Bermakna merupakan koleksi perhiasan emas 24 karat (99,99%) yang pertama hadir di Indonesia. Kerjasama ini dilakukan dalam rangka pengembangan produk emas baru sebagai strategi perusahaan pada komoditas emas.
"Produk Kencana akan terus meluncurkan inovasi terdepan baik dari sisi desain maupun teknologi seiring dengan program edukasi dan pemasaran bagi masyarakat," ujarnya. Tahun ini, HRTA mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 50 miliar untuk pengembangan produk di tahun ini dan hampir seluruhnya telah digunakan. Pada semester I-2021, penjualan HRTA meningkat 25% menjadi Rp2,45 triliun dari Rp1,96 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Kontribusi terbesar bersumber dari penjualan perhiasan dan logam mulia grosir sebesar Rp 2,20 triliun. Sedangkan penjualan pada toko menyumbang angka Rp 209,59 miliar. HRTA memiliki proyeksi bisnis yang positif dan optimistis hingga akhir tahun. Sandra mengungkapkan bisnis ritel emas dapat dibilang cukup stabil meski di tengah pandemi, dengan pasar yang saturasinya juga tinggi. Namun, sebagai perusahaan yang sudah puluhan tahun bergerak di industri perhiasan emas dan logam mulia, pihaknya percaya diri dapat tetap bersaing di bisnis ini.
Baca Juga: Hartadinata Abadi (HRTA) akan bagikan dividen Rp 36,84 miliar, simak jadwalnya Sebab, Hartadinata memiliki model bisnis terintegrasi serta jaringan yang luas di seluruh Indonesia. HRTA juga melakukan penetrasi ke semua segmen pasar, mulai dari kelas menengah-kebawah (perhiasan dengan kadar emas 30,0% - 37,5%); kelas menengah ke atas (perhiasan dengan kadar emas 70,0% - 75,0%; fine gold dengan kadar 99.9%; perhiasan berlian, hingga loga mulia HRTA), hingga pasar investasi yang sesuai dengan gaya hidup milenial (emas mikro dengan gramasi kecil di 0,1g dan 0,25g hingga emas digital). Sandra menilai hal ini merupakan salah satu strategi dalam melakukan shifting saat terjadi perubahan kondisi ekonomi. "Kami cukup optimistis dengan harga emas hingga akhir tahun ini. Meski cenderung fluktuatif, harga emas ini akan mendatangkan keuntungan bagi HRTA," katanya.
Sebagai aset safe haven, Sandra bilang, harga emas yang rendah akan mendorong konsumen untuk membeli emas untuk kemudian dijual saat harganya tinggi. Penjualan juga akan semakin tinggi, karena saving melalui emas juga akan meningkat. Apalagi ada banyak cara untuk berinvestasi emas, mulai dari bentuk emas batangan, perhiasan, hingga emas digital, sehingga emas kerap menjadi pilihan yang lintas-generasi. "Untuk itu, kami juga terus terpacu untuk menghasilkan desain-desain yang sesuai dengan minat pasar," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi