KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan hari Selasa (17/10), saham PT Barito Renewables Energy Tbk (
BREN) kembali mencatat kenaikan. Hal ini berdampak pada peningkatan kekayaan konglomerat Prajogo Pangestu. Saat ini, kapitalisasi pasar (market cap) dari BREN bahkan telah melampaui PT Telkom Indonesia Tbk (
TLKM) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (
AMMN). Pada penutupan perdagangan Selasa, saham BREN kembali
auto rejection atas (ARA) atau naik 24,73% ke Rp 3.430 per saham.
Market cap BREN telah mencapai Rp 458,89 triliun. Sementara itu, market cap TLKM berada di angka Rp 375,45 triliun dan AMMN sebesar Rp 452,58 triliun.
Baca Juga: Tak Terbendung, Saham Barito Renewables (BREN) ARA Berjilid-jilid Sejak IPO Dengan angka tersebut, BREN kini berada di peringkat keempat market cap terbesar di Bursa Efek Indoensi setelah PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA) dengan market cap Rp 1.103,31 triliun, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI) Rp 780,39 triliun, PT Bayan Resources Tbk (
BYAN) Rp 651,67 triliun, PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI) Rp 560 triliun. Melansir
Real Time Forbes Billionaires per Selasa ini,kekayaan Prajogo Pangestu telah meningkat sebesar 15,98%, atau setara dengan US$ 2 miliar, yang kurang lebih sama dengan Rp 31,4 triliun.
Dengan kenaikan ini, maka total kekayaan bersih Prajogo saat ini mencapai US$ 14,3 miliar, atau setara dengan Rp 224,51 triliun. Dalam daftar orang terkaya di Indonesia, Prajogo Pangestu kini berada di posisi keempat, setelah Low Tuck Kwong dengan kekayaan US$ 26,3 miliar, R. Budi Hartono US$ 24,6 miliar, dan Michael Hartono dengan US$ 23,5 miliar.
Baca Juga: BREN Lanjut Rally, Kekayaan Prajogo Pangestu Siang Ini Bertambah Rp 28 Triliun Penguatan saham BREN dianggap tidak lepas dari reputasi besar yang dimiliki oleh Prajogo. Sebagai contoh, saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (
CUAN) yang juga miliknya, sebelumnya mengalami kenaikan signifikan pasca
initial public offering (IPO). Namun, sebelumnya menurut William Hartanto, Pengamat Pasar Modal dan Pendiri WH-Project, kenaikan pada saham BREN mungkin tidak akan berlangsung lama. Analisisnya didasarkan pada bid price saham yang kini tidak lagi mencapai jutaan lot.
William berpendapat bahwa banyak investor telah membeli saham BREN di pasar sekunder. Alternatif lainnya, banyak investor yang mulai menghindari saham tersebut karena khawatir akan adanya penurunan di masa yang akan datang. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli