KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konglomerat Indonesia, Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono resmi melakukan
tender offer 2,55 miliar saham atau setara 5% PT Sarana Menara Nusantara Tbk (
TOWR). Melalui PT Dwimuria Investama Andalan, duo Hartono bersaudara berpotensi maraup dana hingga Rp 3,32 triliun.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo menilai aksi korporasi ini bisa menjadi momentum investor untuk meraih cuan. Apalagi, menurunya harga saham TOWR saat ini berada di fase
uptrend. Di sisi lain, William mengatakan investor juga bisa mulai mempertimbangkan potensi kenaikan performa kinerja TOWR di masa yang akan datang.
"Prospek bisnisnya kian dibutuhkan di era
new normal pasca pandemi Covid-19," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (4/8).
Baca Juga: Target Produksi Batubara Diperkirakan Tercapai, Begini Rekomendasi Saham Adaro (ADRO) Berdasarkan prospeknya, William juga menilai positif. Menurutnya, saat ini TOWR sangat menarik dan menjadi kebutuhan zaman. Apalagi di zaman industri 4.0 yang membutuhkan jaringan komunikasi yang semakin canggih. "Momentum ini bisa dimanfaatkan oleh emiten untuk mendorong performa perusahaan secara maksimal," sambungnya. Analis Binaartha Sekuritas juga sepakat bahwa untuk saat ini dengan tren naik yang masih berlanjut maka peluang cuan masih ada. "Namun perlu diwaspadai apabila tren naik ini patah atau turun ke bawah
support trendline," sebutnya. Ivan melihat proyeksi kenaikan harga saham TOWR terdekat adalah di
resistance Rp 1.330 dan jika berhasil ditembus baru akan terbuka peluang ke
resistance berikutnya di Rp 1.460.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengamati, jika dilihat dari harga penawarannya di Rp 1.300 per saham dan harga saat ini Rp 1.255 maka jaraknya sudah semakin mengecil.
Baca Juga: Laba HM Sampoerna Amblas pada Semester I, Simak Rekomendasi Saham HMSP Berikut Ini "Paling yang harus diperhatikan adalah dengan masuknya Djarum, tentu akan menambah daya gedor dari TOWR untuk meningkatkan kinerjanya menjadi lebih baik," sebutnya. Dari sisi prospek, Nico juga memandang TOWR dengan positif. Menurutnya, dari
outlook industri sejalan dengan pemulihan ekonomi yang membuka lebih banyak akses
tower dan jaringan
fiber optic serta pengembangan infrastruktur 5G yang saat ini terus dikembangkan. Kemudian juga kalau dilihat dari sisi bisnisnya, TOWR memiliki pangsa pasarnya masih 25% di Indonesia. Sementara, untuk
tenancy ratio-nya meningkat menjadi 1,88x dan rasio utilitas fiber sebesar 145%. Lalu, sistem pendapatan TOWR juga menggunakan skema kontrak sampai 10 tahun sehingga
recurring income bisa terprediksi. "Hanya saja industri ini struktur
cost-nya
fixed sehingga menjadi tantangan apabila kondisinya sedang tidak memungkinkan dan masuk dalam industri padat modal lantaran struktur permodalannya cenderung berisiko karena berat di utang," imbuhnya.
Terlepas dari itu, Nico merekomendasikan
buy TOWR dengan target harga Rp 1.450. William juga merekomendasikan
buy,
support di Rp 1.130 dan
resistance pada level Rp 1.340. Sementara Ivan merekomendasikan
trading buy dengan
support terdekat Rp 1.200.