Harum aroma potensi budidaya tanaman kapulaga (1)



Sejak dulu kala Indonesia terkenal sebagai negara penghasil rempah. Salah satu tanaman rempah Indonesia yang mempunyai nilai ekonomis tinggi adalah kapulaga (Elletria Cardamomun).   

Tanaman kapulaga sudah lama tumbuh di Indonesia dan mulai dibudidayakan untuk berbagai keperluan, seperti bumbu masak dan obat. Di daftar bumbu masak, kapulaga berada di urutan ketiga bumbu masakan paling mahal setelah safron dan vanili.

Lantaran nilai ekonomisnya tinggi, banyak orang tertarik membudidayakan kapulaga. Salah satunya adalah Agus Riyanto asal Kulon Progo, Yogyakarta. Agus sudah menanam kapulaga sejak 10 tahun lalu. Agus menanam kapulaga di lahan seluas 1.000 meter persegi (m²). Awalnya bibit kapulaga ia peroleh dari Cianjur, Jawa Barat.


Setelah itu, ia memakai bibit hasil budidaya sendiri.   Kapulaga yang ia tanam jenis kapulaga Jawa (Amomum compactum). Kapulaga jenis ini banyak ditemukan di daerah Sumatra dan Jawa.  

Selain kapulaga lokal, kapulaga sabrang asal India juga banyak dikembangkan di Indonesia. Kapulaga berbuah sepanjang tahun dengan dua kali masa panen raya. Kapulaga dapat dipanen setelah usia enam bulan.  

Satu rumpunnya menghasilkan 50 batang yang bijinya siap diambil. Sekali panen, Agus bisa memetik 200 kilogram (kg) buah kapulaga secara bertahap. Kapulaga hanya laku jika kering. Karena itu, buah yang baru dipanen tidak bisa dijual langsung, sehingga harus dijemur sampai kering.  

Dari 200 kg buah basah itu, bila sudah kering susut menjadi 70 kg. Di wilayah Yogyakarta, harga kapulaga di kisaran antara Rp 40.000-Rp 45.000 per kg. Dengan harga itu, sekali panen Agus bisa mendapatkan omzet hingga Rp 5 juta.

Agus biasanya memasok kapulaga ke pabrik pengolahan jamu di Yogyakarta dan Semarang. "Saat ini saya hanya pasok Jawa Tengah dan Yogya saja," katanya. Petani lainnya  adalah Andriana asal Ciamis, Jawa Barat. Pria yang akrab disapa Andrie ini membudidayakan kapulaga varietas malabar.

Ia sengaja menanam kapulaga jenis ini karena sangat mudah perawatannya. Andrie sudah memulai usaha budidaya kapulaga sejak 2011. Budidaya ini melibatkan kelompok tani dengan total luas lahan mencapai 15 hektare (ha).

Andrie sendiri membudidayakan kapulaga di atas lahan milik pribadi seluas 1 ha. Lahan tersebut bisa ditanami  3.000 bibit kapulaga.  Dari bibit sebanyak itu, sekali panen ia bisa mengumpulkan 800 kg buah kapulaga.

Di daerahnya, harga jual kapulaga cenderung stabil di kisaran Rp 44.000-Rp 45.000 per kg. Ada pun omzetnya sekali panen mencapai Rp 35,2 juta.                          

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri