Harum Energy (HRUM) Jual 49% Portofolio Nikel, Simak Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Harum Energy Tbk. (HRUM) akan menjual maksimal 49% saham 2 anak usaha kepada perusahaan investasi asal Hong Kong, Eternal Tshinghan (ET). Kedua anak usaha milik HRUM itu bergerak pada bidang pertambangan dan pengolahan nikel.

Melansir keterbukaan BEI, portofolio bisnis nikel milik HRUM berada di bawah perusahaan terkendali perusahaan, yaitu PT Harum Nickel Perkasa (HNP) dan PT Tanito Harum Nickel (THN). 

Portofolio ini meliputi kepemilikan saham mayoritas dalam PT Position, PT Infei Metal Industry, PT Westrong Metal Industry, dan PT Blue Sparkling Energy, serta kepemilikan saham minoritas dalam PT Sunny Metal Industry.


Direktur Utama HRUM Ray A Gunara menjelaskan, Nota Kesepahaman dengan ET ditandatangani pada tanggal 5 April 2024. Tujuan dari aksi ini adalah untuk mengembangkan portofolio nikel HRUM.

ET adalah perusahaan yang didirikan di Hong Kong yang melalui afiliasinya telah banyak melakukan investasi di Indonesia, terutama di kegiatan pengolahan dan pemurnian nikel.

Baca Juga: Bakal Jual 49% Saham 2 Anak Usaha, Ini Kata Harum Energy (HRUM)

“Grup mitra juga merupakan mitra operator dari proyek smelter perseroan dan pengelola dari Kawasan Industri Weda Bay di Provinsi Maluku Utara, di mana proyek-proyek tersebut berlokasi,” ujarnya dalam keterbukaan informasi.

Untuk merealisasikan kerjasama itu, anak perusahaan HRUM, HNP dan THN, bermaksud untuk terlebih dahulu menerbitkan surat utang wajib konversi (SUWK) yang akan diambil bagian oleh Grup ET. Pengambilan bagian ini dilakukan secara langsung atau melalui satu/lebih perusahaan yang ditentukan kemudian.

SUWK itu nantinya akan dikonversikan menjadi sejumlah saham baru dalam HNP dan/atau THN yang mewakili kepemilikan saham efektif sampai dengan 49% dalam Portofolio Nikel HRUM. Ketentuan-ketentuan, termasuk mengenai jumlah pokok, tanggal jatuh tempo, dan periode konversi atas SUWK akan disepakati kemudian oleh para pihak, dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku.

“Setelah pelaksanaan konversi SUWK tersebut, HRUM tetap merupakan pemegang saham efektif mayoritas dalam portofolio nikel perseroan,” paparnya.

Kepada Kontan, Ray menambahkan, di samping dari manfaat-manfaat yang diperoleh dari kemitraan strategis, transaksi yang direncanakan ini juga merupakan upaya untuk mengurangi kewajiban HRUM yang terkait dengan akuisisi proyek-proyek nikel yang dilakukan belakangan ini.  

“Meskipun persentase kepemilikan HRUM dalam portfolio nikel terkait akan berkurang, namun HRUM akan tetap menjadi pemegang saham mayoritas. Pada saat yang sama, ini mengurangi jumlah kewajiban HRUM,” kata Ray, Kamis (18/4).

 
HRUM Chart by TradingView

Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta melihat, penjualan portofolio nikel HRUM dilakukan karena kedua anak usaha tersebut masih belum berkembang secara maksimal.

“Aksi ini juga dalam rangka menggencarkan diversifikasi bisnis HRUM di sektor nikel, sehingga bisa berkontribusi positif ke kinerja perseroan,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (18/4).

Menurut Nafan, harga nikel di tahun 2024 berpotensi naik akibat adanya peningkatan permintaan global untuk bahan dasar stainless steel.

Melansir Trading Economics, Kamis (18/4), harga nikel terkoreksi 27,53% secara tahunan. Namun, harga nikel sudah naik 7,17% secara bulanan dan 3,43% secara mingguan.

Nafan pun merekomendasikan accumulate untuk HRUM Rp 1.785 per saham.

Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, dari transaksi tersebut HRUM ingin adanya kolaborasi dan sinergi investasi dengan pihak lain, sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan. 

Baca Juga: Harum Energy (HRUM) Akan Jual Maksimal 49% Saham 2 Anak Usaha ke Eternal Tshinghan

“Namun, dengan porsi tersebut, HRUM masih menjadi pengendali dari portofolio sahamnya,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (18/4).

Terkait prospek ke depan, jika ada alih daya teknologi inovasi dalam produksi nikel, dampak kerjasama HRUM dan TE akan berkontribusi positif ke kinerja perusahaan.

“Terkait fluktuasi harga komoditas, HRUM tentu akan terdampak kinerjanya. Perlakuan HRUM ke customer, terutama perlakuan soal kontraknya, juga harus dilihat,” tuturnya.

Reza pun merekomendasikan beli untuk HRUM dengan target harga Rp 1.600 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari