KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama kuartal I 2019, PT Harum Energy Tbk memprediksi produksi batubara mencapai 1 juta ton. Level produksi ini baru 20% dari target setahun. “Untuk tahun ini kami membidik produksi batubara gabungan sebanyak 5 juta ton,” ujar Direktur Utama Harum Energy, Ray Antonio Gunara kepada Kontan.co.id, Senin (4/3). Target produksi batubara HRUM ini naik tipis ketimbang realisasi produksi pada tahun lalu yang mencapai 4,6 juta ton. Manajemen mengaku belum berencana menambah pasar ekspor baru. Sejauh ini Harum Energy menjajakkan hasil produksi batubara ke beberapa negara seperti Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, serta China. Lantaran memproduksi batubara dengan kalori tinggi yaitu di atas 5.500 kcal per kg, HRUM harus melakukan transfer kuota untuk memenuhi kewajiban DMO 25%. “Dalam upaya untuk memenuhi kewajiban DMO sesuai dengan peraturan yang berlaku, HRUM melakukan transfer kuota sesuai dengan mekanisme yang diatur oleh Kementerian ESDM,” papar Ray. Ray menyebutkan, harga penjualan batubara untuk tingkat kalori yang mereka produksi berada di kisaran US$ 60-US$ 65 per ton. Ia berharap harga batubara dapat lebih baik dan juga lebih stabil. Pada 2019, HRUM membidik pendapatan sebesar US$ 300 juta hingga US$ 350 juta. Sementara mengenai belanja modal, pada tahun ini mereka memyiapkan belanja modal sebesar US$ 8 juta yang berasal dari kas internal. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harum Energy (HRUM) proyeksikan produksi batubara 1 juta ton pada kuartal I-2019
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama kuartal I 2019, PT Harum Energy Tbk memprediksi produksi batubara mencapai 1 juta ton. Level produksi ini baru 20% dari target setahun. “Untuk tahun ini kami membidik produksi batubara gabungan sebanyak 5 juta ton,” ujar Direktur Utama Harum Energy, Ray Antonio Gunara kepada Kontan.co.id, Senin (4/3). Target produksi batubara HRUM ini naik tipis ketimbang realisasi produksi pada tahun lalu yang mencapai 4,6 juta ton. Manajemen mengaku belum berencana menambah pasar ekspor baru. Sejauh ini Harum Energy menjajakkan hasil produksi batubara ke beberapa negara seperti Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, serta China. Lantaran memproduksi batubara dengan kalori tinggi yaitu di atas 5.500 kcal per kg, HRUM harus melakukan transfer kuota untuk memenuhi kewajiban DMO 25%. “Dalam upaya untuk memenuhi kewajiban DMO sesuai dengan peraturan yang berlaku, HRUM melakukan transfer kuota sesuai dengan mekanisme yang diatur oleh Kementerian ESDM,” papar Ray. Ray menyebutkan, harga penjualan batubara untuk tingkat kalori yang mereka produksi berada di kisaran US$ 60-US$ 65 per ton. Ia berharap harga batubara dapat lebih baik dan juga lebih stabil. Pada 2019, HRUM membidik pendapatan sebesar US$ 300 juta hingga US$ 350 juta. Sementara mengenai belanja modal, pada tahun ini mereka memyiapkan belanja modal sebesar US$ 8 juta yang berasal dari kas internal. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News