Harum Energy (HRUM) siapkan belanja modal US$ 8 juta di tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan tambang batubara PT Harum Energy Tbk (HRUM) berupaya mempertahankan bisnisnya di tengah beberapa tantangan yang dihadapi pada tahun ini.

Untuk mendukung kegiatan bisnis pada tahun ini, Direktur Utama Harum Energy Ray Antonio Gunara bilang, pihaknya telah menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$ 8 juta.

Rencananya, belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk penambahan properti pertambangan, biaya pemeliharaan kapal tunda dan tongkang, pembelian alat berat, dan penyediaan prasarana tambang batubara.


Baca Juga: Emiten Batubara Harum Energy Buyback Saham HRUM Setiap Hari Tanpa Henti

“Anggaran capex ini masih akan dikaji kembali pada akhir semester pertama dengan melihat kondisi pasar pada saat itu,” imbuh dia, Kamis (9/4) lalu.

Rencana pemakaian dana capex tersebut berkaitan dengan upaya HRUM dalam memacu produksi batubara hingga kisaran 4 juta ton pada tahun ini.

Target produksi batubara HRUM di tahun ini tampak tidak muluk-muluk. Pasalnya, emiten ini juga mesti selalu mempertimbangkan dinamika pasar batubara global.

Manajemen HRUM pun berupaya mengoptimalkan tingkat produksi batubara dengan tetap memperhatikan keseimbangan marjin operasi sekaligus keberlanjutan produksi di masa mendatang.

Pihak HRUM juga terus mengusahakan pencarian dan perluasan pasar ekspor baru guna mengantisipasi penurunan permintaan batubara akibat wabah virus corona. Salah satu kawasan yang diincar adalah Asia Selatan.

Baca Juga: Penurunan konsumsi listrik China belum berdampak pada ekspor Harum Energy (HRUM)

Berdasarkan laporan keuangan tahunan 2019, HRUM sebenarnya sudah memasok batubara ke kawasan Asia Selatan seperti India dan Banglades senilai US$ 56,53 juta. Akan tetapi, jumlah tersebut lebih rendah ketimbang ekspor batubara HRUM ke Asia Timur seperti China, Korea Selatan, Jepang, Taiwan, dan Hongkong yang mencapai US$ 156,56 juta.

Sebagai catatan, tahun lalu pendapatan HRUM turun 22,61% (yoy) menjadi US$ 262,59 juta sedangkan laba bersihnya anjlok 41,82% (yoy) menjadi US$ 18,50 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari