KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (
HRUM) menargetkan mulai memproduksi bijih nikel dari tambang nikelnya sebelum akhir tahun ini. Direktur Utama PT Harum Energy Tbk (HRUM), Ray Antonio Gunara, menyatakan bahwa upaya diversifikasi bisnis non-batubara PTBA berjalan lancar sesuai rencana. Pada tahun 2024 ini, kedua smelter milik perusahaan sudah beroperasi penuh dengan kapasitas terpasang tahunan sekitar 84.000 ton nikel metal.
Selain itu, HRUM sedang membangun proyek pemurnian nikel baru dengan teknologi HPAL yang diharapkan dapat meningkatkan produksi nikel perusahaan di masa mendatang.
Baca Juga: Bangun Smelter Nikel, HRUM Kucurkan Pinjaman Hingga Rp 9,49 triliun ke Anak Usaha "Kami juga menargetkan untuk memulai produksi bijih nikel dari tambang nikel kami sebelum akhir tahun ini," ujar Ray kepada Kontan, Kamis (4/7). Ray mengungkapkan bahwa strategi HRUM adalah terus berinvestasi di sektor nikel, dengan fokus pada sektor hulu untuk meningkatkan sumber daya bijih nikelnya, serta di sektor hilir untuk produk-produk yang memberikan nilai tambah dan meningkatkan integrasi bisnis nikel HRUM secara keseluruhan. "Dengan beroperasinya smelter baru perusahaan di awal tahun ini, kami berharap sebagian besar pendapatan HRUM secara konsolidasi akan berasal dari bisnis non-batubara," tambahnya.
Kontan mencatat bahwa pendapatan total PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengalami penurunan pada kuartal I-2024. Perusahaan mencatat pendapatan sebesar US$ 265,97 juta dalam tiga bulan pertama tahun 2024, turun 9,68% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada kuartal I-2023, pendapatan HRUM mencapai US$ 294,50 juta. Pendapatan tahun ini didapat dari pendapatan kontrak dengan pelanggan senilai US$ 262,30 juta dan pendapatan sewa sebesar US$ 3,66 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .