Harum Energy (HRUM) Terus Jajaki Investasi Potensial di Sektor Nikel



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (HRUM) terus menjajaki investasi potensial di sektor nikel yang dapat meningkatkan kontribusi terhadap profitabilitas secara keseluruhan di masa mendatang.

Direktur Utama Harum Energy Ray Antonio Gunara mengatakan, sejalan dengan strategi tersebut, HRUM berupaya untuk meningkatkan kapasitas produksi nikelnya baik di sektor hulu maupun hilir. “Termasuk kemungkinan untuk HRUM meningkatkan kepemilikannya di proyek-proyek yang sudah ada saat ini,” kata Ray kepada Kontan.co.id, Senin (18/12).

Sebagai kilas balik, Pada September 2023,  emiten tambang batubara ini menambah porsi kepemilikan di Infei Metal Industry (IMI), Perusahaan pabrik pengolahan (smelter) nikel. HRUM membeli 799.999 lembar saham IMI dari Central Halmahera Holding Pte Ltd melalui PT Tanito Harum Nickel. Jumlah ini mewakili 50,99% dari  saham IMI. Sementara itu, anak usaha HRUM lainnya yakni PT Harum Nickel Perkasa (HNP) membeli 1 lembar saham IMI atau setara 0,001%. Nilai transaksi jual beli saham ini sebesar US$ 70,38 juta.


Baca Juga: Harum Energy (HRUM) Targetkan Produksi 6 Juta Ton Batubara pada 2024

Dengan pembelian ini, maka HRUM menjadi pemegang seluruh saham IMI. IMI adalah Perusahaan yang bergerak di bidang pemurnian dan pengolahan nikel, di mana IMI memiliki dan mengoperasikan pabrik pengolahan alias smelter nikel di Indonesia Weda Bay Industrial, Maluku Utara. IMI memiliki kapasitas 28.000 ton dan telah beroperasi secara komersial sejak April 2022

Oleh karena itu, laporan keuangan konsolidasian HRUM di masa mendatang diharapkan dapat lebih baik,  mengingat adanya kontribusi kinerja keuangan IMI. Selama periode sembilan bulan pertama 2023, IMI berhasil memproduksi 21.025 ton setara logam nikel (dalam bentuk nickel pig iron) dan mencatat penjualan 19.460 ton nikel.

Dengan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) sebesar US$ 14,423 per ton, IMI menghasilkan penjualan sebesar US$ 280,7 juta, sekaligus menghasilkan EBITDA sebesar US$ 44,9 juta dan laba bersih sebesar US$ 38,8 juta.

Ray juga menyampaikan perkembangan smelter kedua milik HRUM di perusahaan asosiasinya, yakni PT Westrong Metal Industry (WMI), yang saat ini masih dalam tahap pembangunan. Per  30 September 2023, kegiatan konstruksi di WMI telah memasuki tahap akhir, dan diharapkan dapat memulai produksi komersial secara bertahap mulai kuartal I-2024.

 
HRUM Chart by TradingView

Pabrik smelter WMI dirancang untuk memproduksi logam nikel sebanyak 56.000 ton setiap tahunnya (dalam bentuk nikel matte bermutu tinggi). Ini akan mendukung kesinambungan pertumbuhan produksi nikel HRUM secara keseluruhan.

Sementara Anak perusahaan pertambangan nikel milik HRUM, yakni PT Position (POS), terus mengalami kemajuan dalam berbagai proses perizinan, yang diperlukan sebelum pembangunan infrastruktur pertambangan dan kegiatan pra operasi lainnya. HRUM menargetkan POS dapat memulai produksi bijih nikel pada tahun 2024.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan melihat prospek saham HRUM datang dari upayanya untuk melakukan diversifikasi di luar bisnis batubara. Harga nikel berpeluang membaik meskipun ada tekanan harga dan lemahnya permintaan di pasar nikel.

“Secara keseluruhan, kami tetap optimis dan mendukung upaya diversifikasi yang dilakukan Harum Energy,’ kata Rizkia. Rekomendasi dari Mirae Asset terhadap saham HRUM adalah buy dengan target harga Rp 2.150 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .