Harus ada rencana jangka panjang kurangi CAD



JAKARTA. Pemerintah mulai memberlakukan ekspor konsentrat alias mineral kembali. Kembali aktifnya ekspor ini diharapkan dapat mengurangi current account deficit atawa defisit transaksi berjalan.

Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa berpendapat, salah satu penyebab terjadinya defisit transaksi berjalan adalah karena tidak ada lagi ekspor mineral mentah. Dengan ekspor yang bisa kembali dilakukan, maka kinerja neraca dagang pada semester kedua akan lebih baik. Dengan begitu, defisit transaksi berjalan bisa mengempis. "Namun bukan berarti ketika ekspor diperbolehkan, neraca transaksi berjalan bisa surplus," ujar Purbaya kepada KONTAN, Sabtu (2/8). Pemerintah yang giat mengejar investasi akan membuat neraca transaksi berjalan mengalami defisit. Untuk mengatasi defisit, menurut Purbaya, pemerintah perlu mempunyai pandangan jangka panjang 4-5 tahun ke depan.  Industri yang produksinya kerap diimpor seperti barang setengah jadi ataupun barang modal perlu dibangun di Indonesia. Hal ini sebagai upaya menanggulangi impor yang kerap menjadi momok perekonomian. Di sisi lain, Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingsih menilai tambahan US$ 5 miliar dolar akan mempercepat perbaikan transaksi berjalan. Namun, yang juga mesti dilihat adalah harga komoditas mineral sendiri.  Lana bilang, harga mineral tidak beranjak naik signifikan. Ketika Indonesia sudah menerapkan UU mineral, seharusnya harga komoditas mineral dunia kembali naik. Hingga sekarang harga komoditas belum mengalami perbaikan. "Sehingga agak optimis defisit bisa turun ke US$ 23 miliar," tandasnya. Dirinya sendiri memperkirakan keseluruhan tahun defisit akan berada pada nominal US$ 29 miliar-US$ 30 miliar atau sekitar 3,1%-3,2% dari PDB. Salah satu pemicunya adalah defisit pada triwulan II yang bakal mencapai 4% dari PDB atau US$ 9 miliar. 

Sebagai informasi, Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan hingga akhir tahun selama paruh kedua 2014, akan ada pemasukan penerimaan sebesar US$ 5 miliar dari ekspor konsentrat. Pemasukan tersebut akan berpengaruh pada kinerja neraca dagang dan secara luas berdampak pada neraca transaksi berjalan. Menurut Chatib, sebelum ada ekspor mineral dirinya memperkirakan nominal defisit transaksi berjalan hingga akhir tahun akan mencapai kisaran US$ 26 miliar-US$ 27 miliar. Dengan adanya ekspor mineral, defisit akan berkurang menjadi sekitar US$ 23 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan