KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pefindo Biro Kredit (PBK) masih optimis mampu menjajakan bisnis credit scoring ke perusahaan teknologi finansial (tekfin) peer to peer lending. Direktur Utama PBK Yohanes Arts Abimanyu menyatakan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 77/POJK.01/2016 menjadi landasan binsis bagi PBK menyasar semua Lembaga keuangan termasuk peer to peer lending. Dalam POJK tentang layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi ini pada pasal 23 dinyatakan guna memitigasi resiko, wajib menjadi anggota system layanan informasi keuangan OJK atau system layanan informasi lainnya yang terdaftar di OJK. Termasuk Lembaga pengelola informasi perkreditan (LPIP) swasta seperti PBK. “Perlu dibedakan, data kami adalah kredit yang lebih kuat dalam memprediksi resiko debitur karena memiliki riwayat kredit yang lebih lengkap. Teman-teman di fintech biasanya lewat kecerdasan komputer atau artificial intelligence (AI) memiliki data alternatif lainnya. Tapi data ini tidak mengambarkan kebiasaan pembayaran calon debitur,” ujar Yohanes di Jakarta, Selasa (19/3).
Harus bersaing dengan AI, Pefindo Biro Kredit yakin bisnis ke fintech tetap lancar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pefindo Biro Kredit (PBK) masih optimis mampu menjajakan bisnis credit scoring ke perusahaan teknologi finansial (tekfin) peer to peer lending. Direktur Utama PBK Yohanes Arts Abimanyu menyatakan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 77/POJK.01/2016 menjadi landasan binsis bagi PBK menyasar semua Lembaga keuangan termasuk peer to peer lending. Dalam POJK tentang layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi ini pada pasal 23 dinyatakan guna memitigasi resiko, wajib menjadi anggota system layanan informasi keuangan OJK atau system layanan informasi lainnya yang terdaftar di OJK. Termasuk Lembaga pengelola informasi perkreditan (LPIP) swasta seperti PBK. “Perlu dibedakan, data kami adalah kredit yang lebih kuat dalam memprediksi resiko debitur karena memiliki riwayat kredit yang lebih lengkap. Teman-teman di fintech biasanya lewat kecerdasan komputer atau artificial intelligence (AI) memiliki data alternatif lainnya. Tapi data ini tidak mengambarkan kebiasaan pembayaran calon debitur,” ujar Yohanes di Jakarta, Selasa (19/3).